HALSEL, CN – Pos Pelayanan Keluarga Berencana – Kesehatan Terpadu (Posyandu) Anggrek Desa Amasing Kota Barat Kecamatan Bacan, mengikuti lomba penilaian Posyandu tingkat Kabupaten digelar Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) Provinsi Maluku Utara (Malut).
Lomba penilaian Posyandu tingkat Kabupaten yang digelar Dinkes Halsel bekerja sama dengan TP PKK Kabupaten dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 Tahun.
Ketua Tim penilaian lomba, Rosnawati M Tuharea saat diwawancarai media ini mengatakan, kegiatan yang digelar pihaknya tersebut dalam rangka meningkatkan pembinaan Posyandu dan Kader Posyandu secara terpadu serta bertujuan mengevaluasi pelaksanaan perkembangan Posyandu.
Hal itu dilakukannya agar dapat mengetahui hasil capaian kinerja Posyandu dan kompetensi kader, juga nantinya dapat memberikan masukan dan saran bagi penyelenggaraan Posyandu serta memberikan penghargaan bagi penyelenggara Posyandu dan kinerja Kader.
“Dalam penilaian, Tim melakukan verifikasi lapangan secara langsung ke masing-masing Posyandu yang telah menjadi peserta lomba tingkat Kabupaten. Kunjungan yang dilakukan juga sekaligus memberikan evaluasi Kepada Kader Posyandu dalam hal penataan dan pembenahan sistem yang ada dalam setiap Posyandu agar Pelayanan lebih baik dan maksimal,” terangnya, Rabu (9/10/2022).
Dalam kesempatan yang sama, Rosnawati menambahkan, dari 340 Posyandu yang terdiri dari 249 Desa, hanya beberapa Desa yang ikut serta mengikuti lomba. Diantaranya Desa Amasing Kota Barat, wilayah kerja Puskesmas Labuha, Desa Babang wilayah kerja Puskesmas Babang, Desa Wayaua wilayah kerja Puskesmas Wayaua dan Desa Bibinoi wilayah kerja Puskesmas Bibinoi serta Desa Gandasuli wilayah kerja Puskesmas Gandasuli.
“Adapun sasaran penilaian, Tim menilai keaktifan Kader Posyandu, kolaborasi Kepala Desa dengan Kader dan hasil cakupan presentasi serta peningkatan jumlah kasus seperti halnya gizi buruk dan juga stunting. Semua kelengkapan Data itu harus dilengkapi. Namun, amatan Tim Kabupaten Posyandu Anggrek dinilai sudah bagus,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Labuha, Kartini Dalle saat dimintai keterangan menyebutkan, Posyandu merupakan layanan dasar kebutuhan masyarakat di Bidang Kesehatan. Hal ini tentunya menjadi perhatian khusus Pemerintah. Sehingga Kartini menilai pentingnya peran Posyandu sebagai ujung tombak penggerakan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Dimana, melalui Posyandu dapat mengatasi permasalahan kesehatan di Desa, seperti Gizi Buruk, Kesehatan Ibu dan Anak, KB, Imunisasi dan Stunting serta pelayanan kesehatan lainnya.
“Posyandu Desa Anggerek ini semoga bisa dijadikan contoh bagi Desa-desa lain yang berada di wilayah Kerja Puskesmas Labuha. Dari usaha, kolaborasi dan sinergi yang sudah di lakukan secara bersama-sama ini semoga dapat meraih hasil maksimal,” harap Kapus Labuha.
Hal senada juga disampaikan Bidan Desa Indah Dewi Cahyani, menurut Indah, Posyandu mempunyai peran sebagai ujung tombak penggerakan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
“Sehingga diharapkan dengan adanya kegiatan semacam ini, dapat meningkatkan semangat Ibu Kaders dan Kepala Desa. Sebab, ada yang namanya Proses Evaluasi dan monitoring. Semangat peningkatan mutu ini dilakukan agar Standar penilaiannya tidak menurun. Kegiatan ini juga bagus agar para Kades tidak lupa dengan standar yang sudah ditetapkan,” cetusnya.
Terpisah, Pj kepala Desa Amasing Kota Barat, Fahman Jauhan saat dikonfirmasi mengungkapkan, Posyandu atau Pos Layanan Terpadu merupakan sebuah program Pemerintah yang berkenan dengan masalah kesehatan masyarakat terutama kesehatan Ibu dan Balita.
Program ini, kata Fahman bersifat dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Sehingga pihaknya akan senantiasa berupaya meningkatkan kualitas kinerja kader Posyandu dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Desa Amasing Kota Barat.
“Posyandu Anggrek saat ini terus melakukan inovasi dalam melaksanakan kegiatan posyandu, diantara inovasi dimaksud adalah penanganan balita Gizi Buruk dan penanggulangan ibu hamil melalui pemanfaatan pemberdayaan Ambulance Desa . Inovasi tersebut yaitu gerakan antar jemput bayi balita menggunakan mobil operasional desa. Sehingga bisa dipastikan tidak ada bayi dan balita yang tidak hadir ke Posyandu dengan alasan jarak yang jauh atau tidak adanya transportasi,” tutupnya. (Sain/CN)