Demi Kesembuhan Ibu Mulyati Mustafa Asal Malut, Seorang Dermawan Facebook Bantu Hingga dapat Ruangan RS di Makassar

HALSEL, CN – Kisah haru datang dari seorang pasien Tumor asal Provinsi Maluku Utara (Malut) yang terlantar bernama Mulyati Mustafa, yang tengah berjuang melawan penyakitnya dan harus dirujuk ke Rumah Sakit (RS) di Makassar. Di tengah kesulitan, bantuan datang dari seseorang yang bahkan belum pernah bertemu langsung, Fitri Aliyah Amir, sosok dermawan yang dikenalnya lewat Facebook.

Anak dari Ibu Mulyati, Dewi Sartika, membagikan kisah penuh haru ini di Media Sosial (Medsos). Ia mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih mendalam atas bantuan Fitri Aliyah yang telah mempermudah proses masuk RS hingga mendapatkan ruangan.

“Alhamdulillah… Terima kasih atas bantuannya, Ibu Fitri Aliyah Amir, yang mau bantu saya dan mama sampai bisa masuk RS dan dapat ruangan,” tulis Dewi, Selasa (15/7/2025).

Dewi mengaku sangat terharu karena bantuan datang dari orang yang tak pernah ditemui secara langsung.

“Kami tidak saling kenal secara pribadi, hanya kenal lewat Facebook, tapi beliau sangat membantu sekali,” lanjutnya.

Kini, keluarga berharap agar Ibu Mulyati Mustafa segera mendapat tindakan operasi dan bisa pulang dengan kondisi sehat dan walafiat. Mereka juga mendoakan agar kebaikan Fitri Aliyah dibalas dengan limpahan rahmat oleh Allah SWT.

Kisah ini menjadi pengingat bahwa kebaikan bisa datang dari orang yang bahkan tidak kita sangka. Di tengah kesulitan, masih ada hati-hati mulia yang hadir tanpa pamrih.

Diberitakan sebelumnya, kisah memilukan seorang pasien asal Malut bernama Ibu Mulyati A. Mustafa. Dikirim ke Kota Makassar untuk menjalani operasi Tumor. Namun sang anak, Dewi Sartika mengaku bahwa mereka harus tinggal di mess tanpa pengawasan medis. Ia khawatir kondisi sang ibu justru semakin memburuk karena tidak mendapatkan kontrol medis yang memadai.

Bahkan ia menuliskan keluhannya secara terbuka kepada Gubernur Malut, Sherly Laos, memohon adanya bantuan nyata dari pihak pemerintah agar sang ibu segera mendapatkan operasi yang sangat dibutuhkan (Hardin CN)

Pasien Tumor Asal Malut Terlantar di RS Makassar, Curhat Anaknya Viral di Facebook

HALSEL, CN – Seorang pasien rujukan asal Provinsi Maluku Utara (Malut), atas nama Mulyati A. Mustafa, mengalami keterlambatan tindakan medis di salah satu Rumah Sakit (RS) di Kota Makassar. Sang anak, Dewi Sartika, menyampaikan curhat pilunya melalui Facebook, dan unggahan tersebut kini viral serta menuai simpati publik.

Dalam unggahan yang ditujukan langsung kepada Gubernur Malut, Sherly Laos, Dewi mengaku ibunya datang ke Makassar untuk menjalani operasi tumor, namun hingga saat ini belum mendapatkan tindakan medis apa pun, meski seluruh berkas dan hasil pemeriksaan sudah lengkap.

“Kami datang dari jauh, semua syarat sudah lengkap, tapi mama saya belum juga dioperasi. Sekarang beliau makin lemah dan bahkan tidak bisa makan,” tulis Dewi dalam unggahan yang kini ramai dibagikan hingga saat ini, Senin (14/7/2025).

Tinggal di Mess Tanpa Kontrol Medis

Dewi Sartika, menyampaikan curhat pilunya melalui Facebook, dan unggahan tersebut kini viral serta menuai simpati publik.

Dewi menuturkan, sejak kedatangan mereka ke Makassar, pihak RS selalu berdalih bahwa tidak ada kamar atau ruangan kosong, meskipun sudah menunggu sejak bulan lalu. Lebih parah lagi, pasien hanya tinggal di mess tanpa kontrol medis sama sekali.

“Kami hanya tinggal di mess. Tidak ada Dokter yang cek kondisi mama. Setiap ditanya, rumah sakit hanya bilang tunggu kamar kosong,” tulisnya lagi.

BPJS dan Birokrasi yang Menyulitkan

Dalam pesan pribadi, Dewi juga menyebut bahwa pihak rumah sakit sempat menyampaikan bahwa sebagai pasien BPJS, ibunya membutuhkan surat pengantar dari Dinas Sosial (Dinsos) atau pejabat berwenang agar bisa mendapatkan layanan maksimal.

“Padahal ini pasien rujukan resmi. Kenapa harus menunggu surat lagi? Sementara kondisi ibu saya semakin memburuk,” keluhnya.

Permintaan Tindakan Tegas dari Pemerintah

Dalam pesan pribadi Dewi yang viral.

Melalui unggahannya yang menyentuh, Dewi memohon perhatian serius dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Malut, terutama Gubernur Sherly Laos, serta pihak terkait di Makassar agar segera memberikan solusi atas situasi ini.

“Saya tahu Ibu Gubernur punya niat baik. Tapi mohon cek orang-orang yang mengurus kami di lapangan. Jangan sampai niat baik ibu jadi gagal hanya karena pengawasan yang lemah,” pintanya.

Catatan Redaksi Cermin Nusantara

Kasus ini menunjukkan masih lemahnya koordinasi antara daerah pengirim pasien dan rumah sakit rujukan. Penanganan yang lamban dapat berdampak fatal bagi pasien, terutama mereka yang berasal dari luar daerah dan jauh dari keluarga.

Kami membuka ruang klarifikasi dari pihak rumah sakit dan Dinas terkait. Semoga masalah ini segera ditangani dan pasien bisa mendapatkan haknya untuk sehat kembali. (Hardin CN)

Malut Tercatat Sebagai Provinsi Terkorup di Indonesia, KPK Ditantang Tetapkan Tersangka Pemberi Suap AGK

JAKARTA, CN – Provinsi Maluku Utara (Malut), tercatat sebagai Provinsi terkorup di Indonesia versi SPI Komisi Pemberantasan Korupsi. Hal ini rasional. Sebab, hanya ada satu Provinsi di Indonesia yang melakukan persekongkolan masif dengan akumulasi kasus dengan 2 motif sekaligus yaitu Jual beli jabatan dan mafia perizinan disektor Tambang.

Raport merah korupsi, hipotesanya dapat dilihat dalam perspektif Sember Daya Alam (SDA), yang menjanjikan pada kualitas kesejahteraan, sektor tambang, menjadi bulan-bulanan bagi Negara. Bagaimana tidak, mesranya pemangku kebijakan Nasional dan Regional, bergerombol menuruti persamaan orientasi dengan korporasi jika dilihat dari sudut pandang motif suap dan gratifikasi, Pemberi suap pada eks Gubernur Malut Abdul Gani Kasuba (AGK), yang nominalnya dari Rp 250 juta, Rp 448 juta, Rp 1 Miliar, R 1,2 Miliar Hingga R 2,2 Miliar, menjadi fakta hukum melalui surat dakwaan KPK. Sayangnya, KPK tidak berkutik menyeret pemberi suap.

Korporasi bersekongkol, menyogok Pejabat daerah, disaat yang sama, masih banyak yang belum ditetapkan sebagai tersangka. Seperti Direktur PT Intim Kara, Budi Liem, yang diduga juga menyetor uang senilai Rp 1 miliar pada Terdakwa eks Gubernur Malut AGK. Penerimaan gratifikasi yang diberikan secara tunai, termuat dalam Putusan Nomor 11/Pid.Sus-TPK/2024/PN Tte atas perkara kasus suap AGK.

Budi Liem harusnya masuk dalam daftar penetapan tersangka KPK, begitupun pemberi suap lainya.

Dalam fakta persidangan, di dalamnya terdapat adanya 371 pemberi suap dari 461 transaksi keuangan yang mengalir dalam TPPU AGK yang mencapai Rp 109 Miliar.

Anehnya, KPK tidak utuh secara totalitas menjerat tersangka lainnya yang memberi suap pada AGK, yang nominalnya mencapai dari E 250 juta, Rp 448 juta, Rp 1 Miliar, Rp 1,2 Miliar Hingga Rp 2,2 Miliar.

“Jadi saya rasa reputasi KPK dalam keterbukaan penegakan supremasi Hukum patut di pertanyakan. Coba KPK berani tidak seret semisal, Shaty Aldha Nathalia Dirut Smart Marsindo, Jamaludin Wua, Samssudin A Kadir PJ Gubernur Maluku Utara dan Budi Liem,” tantang Koordinator Sentral Koalisi Anti Korupsi Maluku Utara (SKAK-MALUT), M. Reza kepada KPK, Minggu (26/1/2025).

Sehingga itu, kata Reza, surat dakwaan KPK tidak bisa di elak, jika Negara serius melalui KPK.

“Suda saatnya menyeret beberapa nama yang kami sebutkan ini. SKAK-MALUT, konsisten bergerak selama pemberi suap AGK belum ditetapkan sebagai tersangka baru di 2025,” tegasnya mengakhiri. (Hardin CN)

Polda Malut Ringkus Pelaku Pencurian Kotak Amal di Masjid Raya Ternate

TERNATE, CN – Kepolisian Daerah Provinsi Maluku Utara (Malut),  melalui Subdit III Jatanras Dit Reskrimum Polda Malut berhasil melakukan penangkapan terduga pelaku tindak pidana pencurian Kotak Amal Masjid Raya Al-Munawar Kota Ternate yang terekam CCTV, Senin (4/11/2024) kemarin.

Terduga pelaku tindak pidana pencurian ini berhasil diamankan Tim Resmob Polda Malut di Penginapan Sulawesi, Kelurahan Bastiong, Kecamatan Ternate Selatan.

Kabidhumas Polda Malut, Kombes Pol. Bambang Suharyono, S.I.K., M.H, saat konfirmasi pada, Selasa (5/11), terkait hal tersebut menjelaskan kronologi kejadian tindak pidana ini bermula pada Senin pukul 01.00 WIT. Pelaku berpura-pura tidur di dalam Masjid dan berselang beberapa menit, pelaku mencoba membongkar kotak amal Masjid tetapi tidak berhasil.

“Karena tidak berhasil, pelaku membawa kotak amal tersebut ke kamar mandi Masjid dan membongkarnya,” ucapnya.

Sekitar pukul 05.30 WIT, jama’ah Masjid Al-munawar mendapati kotak amal didalam kamar mandi Masjid dan dalam keadaan kosong.

Menindaklanjuti kejadian tersebut, Tim Resmob melakukan penyelidikan di sekitaran Masjid dan mendapati aksi pelaku terekam kamera CCTV yang terpasang di Masjid Al-Munawar.

“Dan pada pukul 22.15 WIT, Tim Resmob berhasil mengamankan terduga pelaku dengan inisial ASJ (27) beserta barang bukti di Penginapan Sulawesi Kelurahan Bastiong, dan selanjutnya pelaku di bawa ke kantor Dit Reskrimum untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” ungkapnya.

Untuk barang bukti yang berhasil diamankan yaitu uang tunai sebesar Rp 7.345.500 dan barang bukti lainnya yang digunakan pelaku untuk melakukan aksi pencurian.

Diakhir penyampaiannya Juru bicara Polda Malut ini menyampaikan dan menghimbau kepada Seluruh masyarakat Malut, apabila melihat atau mengetahui adanya tindak pidana agar segera melapor kepada pihak yang berwenang serta tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat merugikan diri sendiri apalagi sampai melakukan aksi tindak pidana kejahatan. (Ridal CN)

Kampanye di Desa Gayap Kayoa Utara, Warga Keluhkan Air Bersih ke Cagub Malut Asrul Rasyid Ichsan

HALSEL, CN – Calon Wakil (Cagub) Gubernur Provinsi Maluku Utara (Malut), Asrul Rasyid Ichsan, menggelar kampanye di Desa Gayap, Kecamatan Kayoa Utara, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Jumat (1/11/2024).

Kedatangan Asrul yang berpasangan dengan Sultan Husain Alting Sjah itu disambut antusias, terutama warga yang selama ini menghadapi masalah akses air bersih.

Dalam dialog bersama warga, Asrul yang merupakan putra asli Makian Kayoa (Makayoa) itu, menerima aspirasi langsung terkait persoalan mendasar di Desa Gayap.

Dalam kesempatan itu, salah seorang tokoh masyarakat, Tada Hi. Hakim, mengungkapkan bahwa ketersediaan air bersih menjadi kendala utama bagi warga di kepulauan Kayoa.

“Masyarakat di Gayap, yang banyak merupakan keturunan Samsuma, telah lama mengandalkan sumber air terbatas. Ini adalah kebutuhan mendesak bagi kami,” jelas Tada.

Tada menambahkan, selain masalah air bersih, Desa Gayap juga membutuhkan perbaikan di sektor birokrasi. Ia berharap ada putra Daerah dari Desa Gayap yang bisa masuk dalam birokrasi.

“Minimnya SDM yang kompeten, terutama di bidang birokrasi, sangat mempengaruhi pembangunan di daerah kami. Kami berharap HAS bisa memperhatikan putra daerah kami yang berkompeten, dan bisa memberikan pembekalan jika ada putra-putri Gayap yang berkecimpung di birokrasi,” harapnya.

“Kami masyarakat Gayap bertekad memperjuangkan kemenangan HAS. Ini bukan sekadar pemilihan, tapi kesempatan untuk membawa perubahan nyata,” tambah Tada dengan semangat.

Keluhan warga itu, Asrul menekankan bahwa pentingnya reformasi birokrasi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Ia berkomitmen menjadikan isu air bersih sebagai prioritas jika terpilih bersama Sultan Husain Alting Sjah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Malut periode 2024-2029.

“Keluhan warga terkait air bersih sudah sering kami dengar di banyak daerah. Masalah ini terkait langsung dengan birokrasi. Jika birokrasi sehat, masyarakat yang akan merasakan dampaknya,” ujar Asrul.

Asrul juga berjanji untuk menutup ruang bagi korupsi dan nepotisme dalam pemerintahan.

“Jika HAS terpilih, kami tidak akan mentolerir praktik-praktik kotor. Maluku Utara membutuhkan pemimpin yang jujur dan berkomitmen. Putra Gayap yang memiliki kompetensi dan integritas akan selalu kami dukung,” tegasnya.

Kampanye ini juga menjadi ajang bagi HAS untuk mengajak masyarakat mendukung mereka pada Pilkada 27 November mendatang.

Dengan isu-isu mendasar yang menjadi fokus pasangan HAS, harapan untuk perubahan di Malut kian menguat. Mereka mengusung janji perbaikan yang langsung bersentuhan dengan kebutuhan rakyat, mulai dari penyediaan air bersih hingga pemberantasan korupsi di tubuh birokrasi. (Hardin CN)

Wakapolda Kunjungi Sekolah Polisi Negara Polda Malut di Gurabati Tidore

TIDORE, CN – Wakapolda Provinsi Maluku Utara (Malut), Brigjen Pol Stephen M. Napiun, S.I.K., S.H., M.Hum., melakukan kunjungan kerja ke Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Malut di Gurabati, Kota Tidore, Jumat (1/11/2024).

Dalam kunjungan tersebut, Wakapolda memberikan arahan kepada para personel dan siswa Diktukba Polri di SPN Polda Malut untuk terus meningkatkan profesionalisme, integritas dan kedisiplinan dalam menjalankan tugas sebagai aparat kepolisian.

kegiatan ini dihadiri sejumlah pejabat, termasuk Karo SDM Polda Malut, Dir Binmas Polda Malut, Ka SPN Polda Malut, serta personel dan siswa SPN Polda Maluku Utara.

Dalam arahannya, Wakapolda menekankan pentingnya integritas sebagai dasar utama setiap anggota Polri. Ia mengingatkan bahwa integritas bukan hanya nilai moral, tetapi juga fondasi untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap Polri.

Ia menegaskan bahwa setiap anggota harus selalu jujur, adil dan berkomitmen tinggi dalam bertugas serta menghindari tindakan yang dapat merusak citra Polri di mata masyarakat.

“Pentingnya kedisiplinan dan profesionalisme. Tanpa disiplin, Polri tidak akan mampu menjalankan tugas dengan baik, profesionalisme pun menjadi kunci yang harus dimiliki setiap personel dalam menghadapi berbagai situasi di lapangan, dengan tanggung jawab dan keterampilan yang memadai,” ungkapnya.

Wakapolda juga mengingatkan para siswa untuk memahami tugas dan fungsi utama Polri yaitu melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat.

“Tugas ini sangat penting, khususnya di wilayah Maluku Utara yang memiliki karakter sosial dan budaya tersendiri. Ia mendorong siswa untuk memahami masyarakat setempat agar bisa memberikan pelayanan yang efektif,” pintanya.

Selain itu, Wakapolda menyoroti pentingnya kemampuan komunikasi. Ia menjelaskan bahwa komunikasi yang baik sangat penting bagi polisi, karena dengan komunikasi yang tepat, anggota Polri dapat mencegah kesalahpahaman dan menjaga hubungan baik dengan masyarakat.

“Peran anggota Polri sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat. Diharapkan agar para siswa SPN bisa menjadi generasi polisi yang tidak hanya berkomitmen pada integritas dan profesionalisme, tetapi juga mampu membawa kedamaian dan keamanan bagi masyarakat Maluku Utara,” harapnya. (Ridal CN)