Gubernur Hadir Saat Derita, Jurnalis Halsel Ucapkan Terima Kasih

HALSEL, CN – Dalam pelukan duka akibat bencana banjir yang menyapu sejumlah Kecamatan di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut), kehadiran Gubernur Malut, Serly Tjoanda, menjadi cahaya kecil yang memberi harapan. Kunjungan kerja orang nomor satu di Provinsi ini menuai apresiasi dari para pewarta yang tergabung dalam Aliansi Wartawan Saruma (AWAS) dan Persatuan Jurnalis Saruma (PJS).

Ketua AWAS, Sadam Hadi, menyebut kunjungan itu sebagai tindakan yang tidak hanya mencerminkan kepemimpinan politik, tetapi juga menebarkan nilai-nilai kemanusiaan yang tulus.

“Kehadiran beliau bukan sekadar sebagai Gubernur, tapi juga sebagai manusia yang punya hati. Ada sisi politik tentu, namun yang paling terasa adalah naluri kemanusiaannya,” ujar Sadam, Selasa, 1 Juli 2025.

Senada, Sekretaris PJS Risman La Mitira menyampaikan bahwa Gubernur Serly telah menunjukkan kepedulian nyata terhadap masyarakat terdampak. Selain bantuan langsung, Gubernur juga menjanjikan percepatan pembangunan infrastruktur di Halsel.

“Ada banyak bantuan yang sudah dan akan diberikan, termasuk untuk para nelayan. Ini bentuk sinergi dengan visi agro maritim Bupati Bassam dan Wakil Bupati Helmi,” jelas Risman.

Tak hanya kepada Gubernur, Risman juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Daerah Halmahera Selatan atas kerja keras dan dukungan mereka.

“Kami dari PJS mengucapkan terima kasih kepada Bupati Bassam Kasuba dan Wakil Bupati Helmi Umar Muchsin atas kepedulian yang luar biasa bagi masyarakat,” pungkasnya.

Dalam simpul solidaritas dan rasa hormat, para jurnalis menyuarakan apresiasi atas kehadiran pemimpin yang datang bukan hanya membawa kebijakan, tetapi juga membawa harapan. (Hardin CN)

PWI Malut Semprot Gubernur Sherly Tjoanda: Mengintimidasi Jurnalis Adalah Pelanggaran Konstitusi

HALSEL, CN – Insiden penghalangan kerja jurnalistik oleh oknum aparat saat kunjungan Gubernur Provinsi Maluku Utara (Malut), Sherly Tjoanda Laos, di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), memicu kecaman keras dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Malut.

Ketua PWI Malut, Asri Fabanyo, menegaskan bahwa tindakan sejumlah oknum TNI-Polri dan ajudan Gubernur yang melarang wartawan meliput merupakan bentuk nyata arogansi kekuasaan dan ancaman serius terhadap kebebasan pers.

“Apa yang terjadi di Halmahera Selatan bukan sekadar miskomunikasi. Itu intimidasi terhadap kerja jurnalistik. Ini tidak bisa didiamkan,” tegas Asri, Selasa (1/6/2025).

Ia menyesalkan terjadinya kekerasan verbal maupun non-verbal terhadap wartawan yang sedang menjalankan tugas di lapangan. Menurutnya, tindakan itu jelas melanggar Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan prinsip-prinsip demokrasi.

“Profesi wartawan dilindungi oleh hukum. Menghalangi atau mengintimidasi jurnalis adalah pelanggaran konstitusi,” ujarnya.

Asri juga melontarkan kritik tajam terhadap Gubernur Malut, Sherly Tjoanda Laos, yang dinilai lebih sibuk membangun citra melalui konten visual daripada menjamin keterbukaan informasi publik.

“Kalau wartawan dihalangi dan hanya mengandalkan dokumentasi tim kreator, itu bukan transparansi. Itu pencitraan murahan,” kecamnya.

Ia mendesak institusi TNI-Polri mengevaluasi aparat yang terlibat dan menegaskan bahwa tugas mereka adalah menjamin keamanan serta kebebasan pers, bukan justru menjadi alat pembungkam.

“Ini tamparan keras bagi semua yang lupa bahwa jurnalis bekerja di bawah payung konstitusi. Jika jurnalis dihalangi, maka demokrasi sedang dalam bahaya,” geramnya.

PWI Malut mendesak Gubernur, Pangdam dan Kapolda untuk turun tangan, memberikan klarifikasi terbuka dan menindak tegas pihak-pihak yang terlibat. Jika tidak, insiden ini bisa menjadi preseden buruk bagi iklim demokrasi di Malut.

“Kami tidak akan diam. Jika pembungkaman ini dibiarkan, rakyat kehilangan hak untuk tahu dan negara kehilangan arah demokrasi,” tegasnya.

(Hardin CN)

Speedboat Basarnas Ternate Meledak, 1 Jurnalis Belum Ditemukan

TERNATE, CN – Speedboat RIB 04 milik Basarnas Ternate meledak dalam pelayaran pada Minggu (2/2/2025) malam sekira pukul 23.00 WIT.

Saat ledakan, Speedboat dalam perjalanan untuk evakuasi nelayan yang mengalami mati mesin Long boat di perairan Gita, Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara (Malut).

Informasi yang dihimpun dalam peristiwa tersebut, Speedboat ditumpangi 11 anggota Tim evakuasi. Speedboat, kemudian meledak saat dalam posisi melaju.

3 orang dilaporkan meninggal dunia dalam peristiwa itu. Para korban meninggal adalah anggota Ditpolairud Polda Malut Bharatu Mardi Hadji serta anggota Basarnas Fadli M Malagapi dan M Riski Esa.

Sedangkan satu korban masih dinyatakan hilang dan dalam upaya pencarian yakni Jurnalis Metro TV, Sahril Helmi.

Sedangkan korban selamat sebanyak 7 orang, dievakuasi ke Gita untuk mendapatkan perawatan medis fasilitas kesehatan. Mereka adalah Kasi Ops Basarnas M Syahran Laturua, Ryan Azur Ali (PNS SAR Kota Ternate), Hamja Djirun (PNS SAR Kota Ternate), Darmanto rauf (PNS SAR Kota Ternate), Maretang (PNS SAR Kota Ternate), Bripka Irwan Idris (anggota Dit Polairud Polda Malut), dan Bripda Putra Nusantara Ruslan (anggota Dit Polairud).

Para korban selamat awalnya ditemukan Kapal Cepat KM Cantika Lestari 10 yang bertolak dari pelabuhan Gita menuju Manado. Korban lantas dievakuasi ke pelabuhan Gita dan mendapat perawatan medis di Puskesmas Payahe.

Selanjutnya, para korban dievakuasi KM Pandudewanata ke Ternate. Sedangkan korban yang belum ditemukan, masih dalam upaya pencarian . (Hardin CN)

Tak Mampu Bangun Mitra, Semua Jurnalis di Halsel Akan Boikot Berita PT Harita

HALSEL, CN – Puluhan pimpinan Media masa di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut), meninggalkan ruangan saat melakukan diskusi dengan PT. Harita Nikel. Dimana, PT. Berita Nikel dinilai tak mampu membangun kemitraan dengan Media Masa yang ada di Halsel.

Langka puluhan Jurnalis meninggalkan ruang tersebut saat PT. Harita Nikel menggelar dialog kemitraan antara media masa di Halsel dan PT. Harita (Media Gathering) dengan Tema: “Akselarasi Media pada era Transformasi Digital”. Namun sebelum kegiatan dilangsung, para pimpinan media dan wartawan lainnya memilih untuk walkout karena dinilai tak dihargai dalam kerja sama.

“PT. Harita terkesan pilih kasih, media di Halsel baik Kepala Biro maupun pimpinan media yang berkantor di Halsel kurang lebih 30-an. Namun setiap kegiatan, hanya Teman-teman yang di Kota Ternate yang diikutsertakan,” ujar Pimpinan Redaksi Liputan Malut, Irfan Abdurahim saat memprotes jalanya diskusi.

Lanjut Irfan, jika profesi media tidak dihargai PT. Harita dan hanya memanfaatkan asas manfaatnya. Maka dengan tegas, semua Jurnalis di Halsel akan memboikot aktifitas pemberitaan di PT. Harita.

“Kita tidak menuntut untuk dimanja dan lainnya, namun perlu dihargai sebagai mitra, cukup itu saja. Jangan terkesan pilih kasih,” ujarnya seraya mengentikan penyampaian dan menutupnya dengan langka meninggalkan ruang yang disusul para awak media lainnya.

Sementara itu, amatan wartawan, aksi ini sempat terhenti sejenak sebelum dilanjutkan dengan menghadirkan pemateri kondang dari kalangan media itu sendir Pimpinan Redaksi Malut Post, Bang Ismit Alkatiri untuk melanjutkan jalanya diskusi. (Hardin CN)