oleh

Nikmat Keamanan yang Terlupakan (Hal. ke-1)

Oleh: Sabri Habib, S.Sy

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KEAMANAN adalah Nikmat besar yang Kita Dustakan, nikmat yang selalu kita lupa untuk mensyukurinya.
Yang dengannya tujuan pembentukan Syariah dapat terpenuhi. Terdapat 5 Maqasid Syariah. Yakni, Setiap Undang-undang yang diatur dalam Syariah oleh setiap ayat dan setiap hadits, semuanya demi memenuhi lima Tujuan Maqasid Syariah;

  1. Hifdzu Diin (Menjaga Agama)
  2. Hifdzu Nafs ( Menjaga Jiwa)
  3. Hifdzu Nasl ( Menjaga Nama Baik dan Keturunan)
  4. Hifdzu Maal (Menjaga Harta)
  5. Hifdzu Aql (Menjaga Akal)
    Semua aturan agama yang di atur oleh Syariah islam, demi menjaga Lima nilai ini pada Manusia. Dan kelima nilai ini tidak dapat terrealisasi didalam sebuah negeri yang berkecamuk perang Saudara. Dimana setiap kelompok memusuhi kelompok yang lain.

Apabila kita melihat sejarah Fitnah, Fitnah dalam artian kejadian besar. Dimana kejadian tersebut diluar kuasa manusia, yang dengan itu dimana terjadi pembunuhan dan penjarahan. Fitnah dalam artian keamanan yang hilang sehingga teror yang merata diantara hati masyarakat.

FITNAH, yang sebagaimana Huzaifa Radhiallahu Anhu (RA) katakan dimassa tersebut, “Akan terjadi Fitnah-Fitnah dimana akal-akal sehat manusia akan hilang, dikarnakan akan buramnya membaca situasi yang ada“. Dan “Tidaklah minuman keras lebih efektif menghilangkan akal manusia daripada Fitnah yang terjadi“.

Apabila kita melihat sejarah umat islam, fitnah pertama muncul terbunuhnya Umar Bin Khattab. Dimasa pemerintahan Usman Bin Affan, Munafik dan Zindiq Abdullah ibnu saba. Abdul Fitan pada massanya bergerak dengan gerakannya, dia bergerak di negeri-negeri muslimin dengan team worknya. Dia berpesan pada tim kerjanya, “Tampaklah Pada Manusia Dengan Akhlak yang Manis, Dengan Itu Kalian Dengan Mudah Meraih Hati Manusia“. dan “Tampakkanlah Pada Para Manusia, Praktek Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, yang Dengan itu Kalian Senantiasa Mencela-cela dan Memaki-maki Penguasa yang Ada Pada Mereka“.

Demikianlah amar ma’ruf nahi mungkar, sejak jaman fitnah awwal. Ditunggangi fitnah tersebut, amar ma’ruf nahi mungkar menjadi sebuah nilai yang dengan itu seorang hamba, seorang muslim mencela-cela dan memaki-maki menyebutkan keburukan, menggunjing dan memfitnah para penguasa yang ada, semua itu dengan jargon amar ma’ruf nahi mungkar.

Tidaklah kita lihat Sejarah Berulang ???

Kemudian dengan gerakannya, dengan isu-isu serta kabar-kabar dusta yang disebarkan diantara kaum muslimin tentang Usman Bin Affan Radhiallahu Anhu (RA), terprofokasilah kaum muslimin. Semakin dipupuk dan terbentuklah kebencian mereka pada Usman Bin Affan Radhiallahu Anhu (RA).

Dikatakan, Usman Seorang yang mengutamakan keluarga-keluarganya, dan membagi harta kekayaan hanya pada keluarganya. Usman adalah seseorang yang menaruh jabatan-jabatan hanya pada keluarganya. Usman Radhiallahu Anhu (RA) menghilangkan Mushaf-Mushaf Al-Qur’an dan menjadikannya satu Mushaf.
Lihat, prestasi yang dibuat seolah-olah hal tersebut menjadi aib atasnya. Usman, Usman, Usman, dan terus demiakan.

Dipupuk kebencian masyarakat pada Usman Bin Affan. Sehingga merekapun bersepakat, pada suatu hari untuk bergerak di negeri kaum muslim yang jauh dari pusat islam di Madina.
Mulai dari Mesir, dari Kufa, dari Basrah dan negeri-negeri lain semua bergerak dalam jumlah yang sangat besar, untuk mendemo Usman Bin Affan RA.
Itulah demonstrasi pertama didalam sejarah Islam, yang disunnahkan Yahudi Zindiq, Abdullah Ibnu saba.
Mereka mengepung rumah Usman, menuntut Usman, memaksa kehendaknya atas Usman. Usman RA pun dengan sabar menghadapi mereka.

Adullah Inbnu Zubir Radhiallahu Anhu (RA), Abdullah Ibnu Umar dan para sahabat lain berkata, “Perangi Mereka Wahai Amirul Mukminin, Sesungguhnya Kau Memiliki Hak Untuk Memerangi Mereka“.
Namun Usman memilih cara lain, Usman berkata, “Kita Maafkan, Kita Berdamai dan Kita Jelaskan“.
Akhirnya dikumpulkan para demonstran dan dia bertanya, “Apa yang Kalian Keluhkan Atas ku?”
Dan tidaklah mereka membawa satu keluhan mereka kecuali pasti langsung diklarifikasi oleh Usman Bin Affan Radhiallahu Anhu (RA), maka tenanglah mereka dan dapat dijinakkan hingga kembalilah mereka ke negeri mereka Masing-masing.

Namun, hati-hatilah kaum munafikkin yang tidak meridhoi stabilitas keamanan dan ketentraman kaum Muslimin, tidak Berhenti sampai disitu.
Mereka membuat Makar, membuat Fitnah kembali atas nama Usman Radhiallahu Anhu (RA). Seolah-Olah Usman memerintahkan agar para Wali-Wali di Negeri-Negeri tempat mereka berasal, tangkap dan bunuh mereka atas perinta Usman.
Disebarkan kembali Fitnah ini, melalui surat palsu, cap Usman Radhiallahu Anhu (RA).

B E R S A M B U N G …!!!

banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250