Selamat Datang Kepada Para Mentri Beserta Rombongan; Ini Tentang Obi, Harapan Dan Sikap

Oleh: Asyudin La Masiha, Kader Gerakan Persatuan Mahasiswa Obi Maluku Utara (GPMO-MALUT)

Kepulauan Obi, secara keseluruhan merupakan daerah yang sempat (hangat) menjadi isu sebagai salah satu daerah yang akan dimekarkan menjadi kabupaten baru/Daerah Otonomi Baru (DOB) selain Wasilei dan beberapa daerah di Maluku Utara. Mengapa tidak, daerah yang memiliki kandungan alam yang melimpah berupa Nikel dan Emas, tentunya bisa berdikari secara ekonomi selain dari sumber daya perairan dan juga tanah yang cukup subur untuk menopang ekonomi berbasiskan pertanian sebagai ketahanan pangan. Gerakan serta dukungan untuk mewujudkan Pemekaran Kabupaten Kepulauan Obi di galang, baik itu melalui jalur Parlemen maupun jalur lain dengan mengkonsolidasikan seluruh pemegang posisi strategis (Pemerintah Kecamatan dan Desa) maupun para akademisi untuk melakukan kajian-kajian strategis. Sampai detik ini, Pemekaran Kepulauan Obi hanya menjadi angin segar dari surga, terlepas dari intrik akibat kepentingan politik. Tentunya, aspek-aspek lain tidak terlepas sebagai pertimbangan untuk pemekaran suatu daerah.

Lewat tulisan ini, terlebih dahulu saya ucapkan selamat datang kepada sembilan menteri ditambah dengan Kepala Kepolisian Republik Indonesia beserta rombongan sebagaimana terjadwal yang akan berkunjung di Kepulauan Obi Kabupaten Halmahera Selatan dalam waktu dekat ini. Suatu kebanggaan tersendiri selaku anak Obi, atas kesedian bapak/ibu para Mentri dan rombongan untuk menginjakkan kaki di daerah kami sekalipun itu tidak dalam waktu lama.

Sebagaimana kita ketahui bersama, kedatangan para mentri antara lain, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, dan Menteri Investasi Bidang Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia beserta para rombongan pada tanggal 22-23 Juni 2021 selain melakukan kunjungan kerja dan rapat koordinasi bersama Pemerintah Provinsi Maluku Utara, tujuan lain ialah untuk meresmikan Operasi Produksi Fasilitas High Pressure Acid Leach (HPAL) tahap I oleh PT. Halmahera Persada Lygend (PTHPL) di Kepulauan Obi Kabupaten Halmahera Selatan.

Bagi penulis ini adalah kesempatan emas, harapnya pemerintah pusat yang diwakili oleh para mentri beserta rombongan dapat meninjau langsung masyarakat lingkar tambang, berdialog bersama dan mendengar keluhan masyarakat. Jadi Tidak hanya datang dan meresmikan sarana prasarana perusahaan, karena berefek pada peningkatan ekonomi nasional namun mengesampingkan apa-apa tapi menjadi kebutuhan masyarakat.

Kita tahu persis, bagaimana tidak maksimalnya pemberdayaan masyarakat oleh pihak perusahaan karena tidak adanya transparansi dalam pengelolaan serta realisasi anggaran CSR atau Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) terhadap masyarakat lingkar tambang baik itu di bidang pendidikan maupun ekonomi dan lainnya. Belum lagi, seakan adanya diskriminasi atas kebijakan dalam perekrutan tenaga kerja terhadap masyarakat lingkar tambang. Padahal, menjadi keutamaan untuk mempekerjakan masyarakat sekitar sehingga mampu menekankan angka pengangguran di Obi. Namun kenyataannya terbalik, justru pihak perusahaan memilih mendatangkan tenaga kerja kasar dari luar. Kiranya, kebijakan dari pihak perusahaan yang demikian perlu dievaluasi dan teguran keras perlu diberikan kepada pihak perusahaan.

Tidak hanya itu, krisis ekologi akibat aktivitas pertambangan harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah pusat lewat para mentri dan rombongan yang berkunjung. Mengapa tidak, lahan yang dulunya hijau kini beralih warna menjadi coklat dan gundul akibat eksplorasi dan ekploitasi dari aktivitas perusahaan, terkesan mengesampingkan pentingnya reboisasi, gerakan penghijauan di areal yang telah usai dilakukan aktivitas pertambangan.

Kekurangan air bersih, listrik yang belum memadai dan terbatasnya sarana prasarana lain menjadi problem mendasar bagi masyarakat, baik dilingkar tambang maupun keseluruhan pulai Obi tanpa terkecuali. Tidak harus memilih, Obi yang memiliki kekayaan kandungan alam melimpah mengalami keterbelakangan baik pada pembangunan maupun aspek-aspek lain. Olehnya itu, pembangunan di kepulauan Obi harus mendapat perhatian serius baik dari tingkat kabupaten, provinsi bahkan pusat.

Belum lagi, soal relokasi pemukiman warga masyarakat Kawasi akibat dari aktivitas pertambangan oleh oleh PT. Harita Nickel atas kesepakatan dengan Pemda Halsel melalui Memorandum of Understanding (MoU) pada masa kepemimpinan bapak Bupati Bahrain Kasuba pada tahun 2019 dengan luas wilayah yang disepakati sebesar 32 hektar. Bagi penulis, soal relokasi warga Kawasi setidaknya harus mendapat persetujuan warga terlebih dahulu sebelum MoU ditandatangani oleh pihak pemerintah kabupaten kala itu bersama pihak perusahaan, sebab kita belum mengetahui pasti apakah masyarakat mau atau tidak untuk dipindahkan, sekalipun proses administrasi berupa perizinan tidak bermasalah. Dengan besar harapan, kebijakan tentang relokasi warga Kawasi harus di tinjau kembali oleh pemerintah pusat lewat kunjungan para mentri dan rombongan berupa rekomendasi sampai sikap akan kesedian masyarakat untuk pindah di dapatkan. Selain dari itu semua, Pemekaran Obi sebagai aspirasi masyarakat harus diakomodir dan mendapatkan keseriusan.

Kekayaan kandungan alam yang dimiliki, hanya akan menjadi malapetaka, kerusakan bagi lingkungan dan kesehatan serta ketimpangan ekonomi masyarakat sebagai mata rantai sosial. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Obi tidak hanya menjadi lahan eksplorasi dan eksploitasi satu perusahaan saja melainkan lebih. Jumlah perusahaan yang banyak, tentunya akan berakibat fatal pada kondisi lingkungan masyarakat. Secara ekonomi memang sangatlah menguntungkan, keuangan nasional sampai ke tingkat daerah tak lepas dari kontribusi pertambangan. Tapi, bagaimana dengan lingkungan kita? Siapakah yang akan menjamin pemulihan wilayah paska dari aktivitas pertambangan? Tentunya inilah yang menjadi perhatian kita bersama, apalagi dengan luas wilayah Obi yang tidak seberapa dengan karakter daerahnya adalah kepulauan akan berakibat fatal, baik kerusakan di darat maupun di laut sebagai daerah pesisir, belum lagi polusi udara akibat cerobong asap dari mesin-mesin perusahaan pertambangan.

Bukankah ini akan berakibat buruk bagi generasi selanjutnya di beberapa puluh tahun kedepan? Olehnya itu, Formula serta kebijakan-kebijakan strategis sebagai langkah antisipasi sangat diharapkan. Dengan menjadikan Obi sebagai wilayah/kawasan industri nasional, Obi harus mendapatkan perhatian serius. Tidak hanya pada kepentingan ekonomi karena aktivitas pertambangan, masyarakat harus mendapatkan apa yang sepatunya mereka dapatkan dan Obi harus diberikan hak istimewa untuk mengatur daerahnya sendiri.

Pancasila Bagi Perempuan Indonesia

(Nurhidayah Tari | Pengurus Rayon PMII Kelautan dan Perikanan Unkhair)

Hari ini tepat tanggal 1 juni hari lahir pancasila. Pancasila sebagai dasar Negara dapat dijadikan pedoman dalam bertingkah laku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara juga mendasari pasal-pasal dalam UUD 1945 serta menjadi cita-cita hukum yang dituangkan dalam peraturan perundang-undangan negara Indonesia.

Dalam bahasa Sansekerta pancasila dibagi dalam Dua kata yaitu panca yang artinya lima dan sila yang berarti prinsip atau asas, sehingga ada lima pedoman penting rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kelima sila tersebut ialah Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Semua sila ini saling berkaitan satu sama lain, pancasila merupakan satu kesatuan yang utuh tidak dapat terpisahkan Sebagai dasar negara dan pandangan hidup, Pancasila mempunyai arti penting. Nilai-nilai dalam Pancasila adalah nilai yang mendasar untuk dijadikan pedoman peraturan dan dasar dari norma-norma hukum yang berlaku di Indonesia. Demikian juga dalam pandangan hidup, Pancasila sebagai dasar negara sudah tertuang dalam setiap sila Pancasila.
Dalam sila kedua pancasila kemanusiaan yang adil dan beradab memiliki makna besar karena dalam sila ini tersirat banyak makna saling menghargai dan menghormati antar sesama manusia, memanusiakan manusia, menjunjung tinggi prinsip keadilan, perilaku beradab dan sopan santun dalam kehidupan sosial, lalu sudahkah pancasila menjadi pedoman yang adil bagi perempuan Indonesia
Permasalahan sosial yang dianggap biasa padahal ini adalah bahaya , mengapa bahaya karena perempuan rentan menjadi korban kekerasan, sehingga yang tersirat dalam pancasila belumlah terealisasi dan ini bahkan dianggap sebagai ruang privat dan dianggap tabu, padahal jika kita lihat ada kekerasan terhadap perempuan di Indonesia dan khususnya di Maluku Utara makin menigkat dan lagi lagi ini tidak menjadi perhatian serius. Hukum yang sama di manusia sudah tidak bermakna lagi , yang miskin tidak dibela, yang perempuan di diskriminasi dan subordinasi bahkan mengalami lebih besar rentan kekerasan.

Dalam CATAHU 2020 mencatat sejumlah 431.471 kasus kekerasan terhadap perempuan Bertambahnya jumlah pengaduan ke Komnas Perempuan juga menunjukkan kerentanan terjadinya kekerasan terhadap perempuan belum lagi korban yang tidak melapor sehingga harapannya pengamalan nilai-nilai pancasila sangat perlu diamalkan oleh warga Negara sehingga kesadaran akan keadilan dan penghidupan yang adil dan bebas dari kekerasan adalah hak bagi perempuan juga. Dengan begitu Stabilitas nasional lebih mengutamakan kebenaran dan kemerdekaan

Dengan pemikiran yang sehat dan cerdas mampu merongrong kehidupan yang berkualitas, setiap manusia memiliki derajat yang sama, sehingga kita harus saling menyayangi satu sama lain.  Kita juga harus saling menjaga dan membantu sesama, membela kebenaran dan keadilan.

Pancasila dan Tantangan Zaman

Oleh
Fijai Rope
Aktivis HMI dan Perikanan Unkhair

Tepat pada tanggal 1 juni hari lahir-Nya pancasila sebagai dasar dan ideologi negara Indonesia. Merupakan seperangkat nilai yang menjadi pandangan hidup bagi bangsa Indonesia, pancasila adalah fondasi negara. Didalam-Nya terdapat nilai-nilai luhur bangsa yang harus diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Konsensus cerdas para pendiri negara tersebut berangkat dari sebuah paham kebangsaan yang terbentuk dari kesamaan nasib, dan sejarah serta adanya cita bersama untuk menjadi bangsa yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur yang di Rahmati oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Adanya prinsip bersatu dalam perbedaan membuat pancasila layak sebagai fondasi bangsa Indonesia yang khas dengan konsep yang ideal dan mengkondisikan setiap warga negara hidup berdampingan, bergotong royong tanpa membedahkan suku, adat istiadat, ras, maupun agama.

Dalam defenisi tertentu. Pancasila sebenarnya Indonesia itu sendiri. Ketuhanan yang maha esa merupakan sprit/ruh kebangsaan ; kemanusian yang adil dan beradab merupakan watak dan kepribadian bangsa ; persatuan Indonesia merupakan ikatan kebangsaan ; kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan merupakan media dan alat kebangsaan ; keadilaan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan tujuan kebangsaan.

1 juni 2021 menjadi penanda bahwa pancasila sudah berusia 76 tahun. Rentan waktu yang begitu panjang dan dinamika perkembangan masyarakat indonesia yang signifikan menimbulkan pertanyaan baru dikalangan kita semua. Apakah pancasila masi relevan dengan kondisi negara dewasa ini ?. Apakah pancasila masih mampu menjawab tantangan di era pekembangan teknologi, revolusi 4.0?. Apakah pancasila masi bisa pemandu bagi rakyat Indonesia ?
Kondisi kehidupan negara indonesia sudah jauh berubah semenjak awal kemerdekaan perkembangan dan perubahan tidak dapat dihindari untuk mencapai tujuan kemerdekaan. Perkembangan teknologi yang begitu cepat telah mendatangkan manfaat dan dampak buruk bagi masyarakat. Kemudahan, kecepatan dan efektivitas merupakaan gambaran umum kemajuan teknologi.

Kemajuan teknologi yang tidak dikendalikan akan menghasilkan masalah baru yang dapat merusak suatu negara. Generasi milineal adalah generasi yang femeliar dengan teknologi, di Indonesia populasi milenial mencapai 50% dari jumlah penduduk. Hal ini menandahkan bahwa milenial memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan kemajuan bangsa.
Pada waktu yang sama ancaman bangsa terus berkembang setiap bidang. Bidang ideologi (ancaman ekstremisme, paham radikal) bidang ekonomi (kesanjangan yang masih tinggi) bidang sosial budaya (pengangguran, keadilaan tidak untuk yang miskin) bidang pertahanan dan keamanan (terorisme, konflik papua, ilegal fishing) bidang politik (kecurangan dalam pemilu, pejabat negara yang terus mencuri uang rakyat).

Fakta sosiologi di atas seolah manjadi sebuah ilusi bahwa pancasila telah gagal menjawab setiap tantangan zaman. Kegagalan dan permasalahan yang ada tidak penyelesain malasah yang melahirkan solusi dan dapat memperburuk keadaan. Apabila kita melihat secara komprehensif dan merasakan suasana setiap masalah yang ada maka sebenarnya yang terjadi adalah terdapat upaya untuk menggantikan pancasila sebagai pondasi bangsa dan pegangan dalam kehidupan bernegara. Sehingga internalisasi Pancasila dengan metode yang tepat adalah solusi di tengah krisis nasionalisme yang terjadi saat ini.

Dodorobe Dalam Kepungan Free Fire & Mobile Legend

Oleh : Asyudin La Masiha, kader Forum Studi Anak Sastra Maluku Utara (FORSAS-MU)

Zaman telah berubah, begitulah kita memahami kondisi sekarang. Perkembangan zaman kian pesat, seakan tak bisa untuk ditolak atas apa yang dihasilkan. Berbagai inovasi muncul, entah sebagai pembaharuan atau yang pada dasarnya tidak ada menjadi ada. Bahkan pada hal-hal yang prinsipil dan asasi, disentuh oleh perubahan zaman. Sikap, pola tingkah laku terutama gaya hidup adalah hal lain yang mengalami perubahan akibat berubahnya zaman. Menjadi pengakuan bersama bahwa zaman yang berubah ini dikarenakan oleh berubahnya cara pandang terutama pada apa-apa yang dianggap usah, sehingga harus dilakukan perubahan.

Perubahan serta Perkembangan zaman tentu tak selamanya dianggap negatif, pastinya semua itu tergantung dari sudut mana kita menilai dengan perangkat epistem dan tentunya dengan kesadaran penuh atas perubahan dan perkembangan zaman itu sendiri. Refleksi kesadaran atas perubahan zaman mengharuskan kita untuk memilih dan memilah apa-apa yang harus dipertahankan serta mengganti apa yang layak untuk di ganti, sederhananya adalah menyesuaikan. Sekalipun tidak semua apa yang prinsipil dan asasi itu mengalami perubahan, semisal kebudayaan namun ada diantaranya produk dari kebudayaan seakan kehilangan tempat, sehingga berkemungkinan akan lenyap salah satunya adalah permainan tradisional.

Dengan berubah dan berkembangnya zaman, teknologi merupakan wujud nyata. Perkembangan teknologi seakan memaksa diri untuk semaksimal mungkin memanfaatkannya secara bijak. Berbasis pada penggunaan jaringan, banyak bermunculan programmer serta aplikasi baru yang praktis dari sisi penggunaan.

Belakangan banyak bermunculan game-game online yang marak di mainkan di sebagian masyarakat kita, terutama bagi anak-anak. Dengan kelabilan sifat serta kemauan hati yang condong pada kesenangan semata, anak-anak adalah yang paling rawan terpengaruh terhadap perkembangan teknologi terutama game online. Bukan maksud menggurui, namun bisa dicoba dengan metode survei untuk membuktikan pernyataan tersebut.

Bukan bermaksud menutup diri atau bahkan mengutuk perkembangan teknologi, disadari penuh bahwa perkembangan zaman yang diikuti dengan perkembangan teknologi sangat membantu terutama dalam akses dan transaksi informasi, sebagai medium komunikasi dan lainnya sebagai nilai plus dari perkembangan dan kemajuan teknologi, di satu sisi ada kemungkinan lain apalagi dalam pemanfaatan teknologi yang belum maksimal. Inilah yang kiranya menjadi kekhawatiran kita bersama, olehnya itu edukatif dalam pemanfaatan teknologi perlu sebagai suatu bentuk keharusan yang tak bisa ditawar lagi.

Menjaga keselarasan isi dan judul tulisan ini, fokusnya adalah bagaimana pertarungan antar permainan tradisional dan permainan modern, terutama dengan sistem jaringan (game online). Entah bagaimana pandangan yang berkembang kedepan, penulis tak bisa menghakimi apalagi menganggap diri suci karena tidak tersentuh dengan game online serupa dengan perkembangannya. Namun, bagaimana melihat eksistensi permainan tradisional sebagai suatu nilai dalam masyarakat terutama kepada anak-anak dan melihat perubahan tersebut dengan kehadiran game online.

Adalah hal yang lazim, bahwa anak-anak sangat dekat dengan permainan. Dalam kehidupan sehari-hari, permainan tradisional selalu dilakukan anak-anak. Permainan yang dilakukan merupakan sesuatu yang dianggap wajib terutama untuk mendapatkan teman, sarana rekreasi bahkan juga untuk berolahraga. Dengan pandangan dasar bahwa perubahan tidak hanya terjadi pada lingkungan sosial tetapi juga pada pola bermain anak-anak, proses dan cara bermain anak-anak dari hari ke hari mengalami perkembangan. Anak-anak mulai jarang mengenal permainan tradisional bahkan ada yang tidak mengenal permainan tradisional. Padahal, sebenarnya permainan tradisional merupakan sebuah sarana bagi anak-anak dari usia sebelum sekolah hingga usia sekolah untuk melatih motorik dan kognitif. Apa yang melatarbelakangi? tentunya kehadiran permainan modern (game online) adalah salah satu dari sekian banyak alasan.

Keberadaan permainan tradisional mungkin masih ada dan dimainkan oleh anak-anak desa/kampung yang jauh dari pusat kota. Dengan latar belakang desa, tentunya pengaruh perkembangan teknologi terutama game online bisa dikendalikan karena potensi pengaruhnya yang kecil, sehingga bermain permainan tradisional masih bisa di temukan, diantara lain ialah bekel, petak umpet, benteng-bentengan dan juga dodorobe. Permainan tradisional lebih banyak dilakukan bersama-sama sehingga hubungan sosial bagi anak-anak tumbuh ketimbang permainan modern yang terkesan individualistik.

Selain itu, kesehatan fisik juga diperoleh, kematangan emosional, saling tolong menolong, kerja sama, tanggung jawab dapat diperoleh kepada sang anak. Belum juga bahwa permainan tradisional juga termasuk dalam kebudayaan, sehingga dengan memainkan permainan tradisional mereka telah melestarikan budaya. Bukan bermaksud memandang buruk permainan modern (game online), bagaimana kiranya game online, mungkinkah ia akan berefek sama dengan permainan tradisional? Beberapa sumber menyebutkan bahwa dampak lain dari game online ialah kesehatan kata terganggu, mengalami gangguan motorik, mengurangi tingkat konsentrasi dan kurangnya bersosialisasi selain dari sisi positifnya. “Berdasarkan data hasil survei yang dilakukan oleh Cigna, 42% orang indonesia menghabiskan waktu lebih lama untuk bermain game online dari pada melakukan hobi dan bersosialisasi dengan teman-teman”, tulis Kezy Sepriani (Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau, Unand) dalam artikel yang berjudul Bahayanya Game Online dan Tergerusnya Permainan Tradisional. Dalam kondisi demikian, mungkin kita akan berkata bahwa game online tersebut merupakan hiburan semata. Jika lebih, maka itu tergantung dari setiap orang dalam memandang eksistensi serta nilai guna dari game online tersebut.

Dalam tulisannya Gustiana Mega Anggita dan kawan-kawan yang berjudul Eksistensi Permainan Tradisional Sebagai Warisan Budaya, “permainan tradisional merupakan salah satu sarana bermain bagi anak. Selain bermanfaat bagi kebugaran dan tumbuh kembang anak, terdapat juga nilai-nilai positif yang terkandung dalam permainan tradisional misalnya kejujuran, kerjasama, sportif, tolong menolong, tanggung jawab, disiplin dan masih banyak lagi dimana hal-hal tersebut dapat membangun karakter anak”. Selain itu, permainan tradisional lebih efektif dari kegiatan sehari-hari dalam rangka untuk mengembangkan kontrol objek, kemampuan lokomotor dan keterampilan dasar, demikian Hakimeh Albari dkk, menulis dalam tulisannya “The Effect of Traditional Games in Fundamental Motor Skill Development in 7-9 Years Old Boys”. Permainan tradisional mampu meningkatkan kesenangan yang positif, sehingga mempengaruhi perkembangan anak secara keseluruhan.

Rupanya, game online dapat mengganti keberadaan permainan-permainan tradisional, yang awalnya permainan tradisional sering dimainkan oleh anak-anak ini sangatlah berbeda setelah game online mulai marak di mainkan, apalagi bagi yang telah menjadi pecandu game online. Dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, permainan tradisional seakan pudar bahkan hilang. Terutama bagi anak-anak yang kini lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain gadget dengan bermain game online maupun game offline seperti Mobile Legend, Free fire, ataupun Clash of Clans.
Dengan kondisi yang demikian permainan tradisional seakan di kepung oleh permainan modern (game online), bagaimana kita bersikap? Haruskah kita untuk mengikuti alur perkembangan dengan membiarkan permainan tradisional digantikan oleh game online yang mengambil tempat, bahkan di adakan turnamen ataukah sebaliknya mengambil langkah alternatif demi mempertahankan salah satu dari produk kebudayaan tersebut.

Popularitas permainan tradisional penurunan dari masa sebelumnya. Kiranya perlu perhatian khusus terhadap permainan tradisional dari berbagai pihak sebagai start awal mempertahankan keberadaan dan keberlangsungan permainan tradisional di Maluku Utara, umumnya di Indonesia.

Sebagai warisan budaya, permainan tradisional memiliki ciri khas dan nilai kearifan lokal dari setiap daerah dan itu adalah indentitas selain sebagai sarana bagi anak-anak untuk memperoleh pengalaman gerak, pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Olehnya itu sosialisasi dan pelestarian permainan tradisional secara berkelanjutan adalah hal yang tak bisa di tawar lagi. Bahkan bila perlu, dimasukkan dalam kurikulum sebagai bahan ajar dari tingkat pusat hingga daerah dengan memperhatikan budaya asal daerah. Kalaupun sudah namun belum menuai hasil, maka kembali kepada diri adalah jalan tengah.

Marsinah Simbol Perlawanan Kaum Buruh Indonesia

Oleh: Andreansyah Al Gandori

Menjelang “May Day” 1 Mei 2021 yang diperingati bersama sebagai Hari Buruh Sedunia, kita harus merefleksikan kembali perjuangan seorang buruh perempuan bernama Marsinah yang bertaruh nyawa demi memperjuangkan hak-hak kaum buruh di era Orde Baru.

Orde Baru memang kejam, era dimana kebenaran dianggap sebagai ancaman, teriakan dianggap perlawanan, dan keberanian berarti kematian. Dan Marsinah adalah salah satu korban kekejian rezim saat itu. Marsinah saat itu harus berkorban nyawa karena memimpin aksi gerakan buruh untuk menuntut hak-hak mereka.

Marsinah, perempuan kelahiran Nganjuk 10 April 1969 menjadi bukti sejarah kelam perjuangan buruh yang bertaruh nyawa karena berteriak lantang melawan birokasi perusahaan demi menuntut hak-hak para buruh. Marsinah kala itu bekerja pada PT. Catur Putra Surya Porong, Sidoarjo, Jawa Timur kemudian diculik dan ditemukan terbunuh pada 8 Mei 1993 setelah menghilang selama tiga hari.

Hari ini para buruh banyak yang terbungkam, dan terampas haknya oleh aturan perusahaan yang mencekik leher mereka. Buruh adalah nyawa perusahaan, tak ada pekerja maka perusahaan pun bangkrut. Banyak perusahaan yang enggan memperhatikan nasib dan kesejahteraan para buruh, lalu menekan para buruh dengan aturan-aturan yang sewenang-wenang.

Perusahaan juga terkadang enggan untuk menerima saran dan kritikan dari para buruh hanya karena memandang mereka hanya pekerja bawahan. Padahal perusahaan yang anti kritik berarti perusahaan tersebut tidak mau berkembang. Ancaman-ancaman yang berujung PHK terkadang menjadi senjata perusahaan bila ada buruh yang berani untuk mengkritisi perusahaan atau menuntut hak-hak para buruh.

Kenyataan tersebut memang pahit, lebih pahit dari secangkir kopi, maka di hari buruh 1 Mei nanti perlu direfleksikan kembali semangat Marsinah yang rela berkorban nyawa demi menuntut hak-hak para buruh. Galang kekuatan melalui serikat, buruh harus bersatu dalam satu irama, satu suara perlawanan. Keadilan dan kesejahteraan para buruh harus menjadi nomor satu.

Marsinah banyak mengajarkan kita arti perjuangan, bahkan sampai tetes darah penghabisan. Lalu apa yang bisa kita lakukan hari ini? Apakah duduk terdiam atau bangkit melawan. Marsinah adalah pahlawan bagi setiap buruh, yang kisahnya akan terus abadi. Di hari buruh nanti mari sejenak kita lantunkan do’a untuk Marsinah sebagai bentuk rasa terimakasih atas perjuangannya untuk kaum buruh.

Semangat perjuangan Marsinah tidak pernah mati, meksipun jasadnya telah menyatu dengan bumi. Namun semangat perjuangan masih hidup di hati para buruh hingga kini, dan sampai kapanpun. Maka dari itu patutlah disebut bahwa Marsinah adalah simbol perlawanan kaum buruh.

Perjuangan memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi perjuangan membutuhkan pengorbanan. Bila ada aksi demonstrasi ribuan buruh di jalanan, maka pastikan kalian salah satu diantara mereka. Satu lidi akan mudah dipatahkan, begitu pula dengan satu buruh akan mudah tumbang. Maka setiap perjuangan harus di lakukan bersama.

Hidup Buruh, Tani, Mahasiswa, dan Rakyat Miskin Kota!

Refleksi Harlah PMII ke-61, Terimakasih Pergerakanku

Penulis: Hardin Hi. Idris
Ketua Bidang Eksternal PC PMII Halsel

Tepatnya pada Tanggal 17 April 1960 M / 21 Syawal 1379 H, lahirlah sebuah Organisasi Kemahasiswaan bernama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Lahir PMII, saat itu munculnya hasrat kuat di kalangan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (NU) untuk mendirikan sebuah Organisasi Mahasiswa yang Berideologi Ahlussunnah Wal Jama’ah yang Berasaskan Pancasila.

PMII Berpandangan:

“Nilai-Nilai KeIslaman dan keIndonesiaan merupakan perwujudan Kesadaran sebagai Insan Muslim Indonesia. Kerangka keAgamaan berdasarkan atas Nilai Keadilan, Kebenaran, Toleransi, Moderat serta Kemanusiaan.”

Tujuan PMII:

“Terbentuknya Pribadi Muslim Indonesia yang BerTaqwa kepada Allah SWT, Berbudi Luhur, Berilmu, cakap dan BerTanggung Jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan Cita-cita Kemerdekaan Indonesia.”

PMII bertujuan untuk mendidik kader-kader bangsa, karena PMII dalam sejarah merupakan Pelopor, Pembaharu dan Pengemban Amanat Intelektual dalam meningkatkan Harkat Martabat Bangsa Indonesia.

Hari ini, 17 April 2021, 60 Tahun sudah umur PMII, yang mula dideklarasikan di Surabaya pada Tanggal 17 April 1960.

Oleh karena itu, aku ingin mengatakan bahwa dengan hati yang tulus, aku mencintai pergerakan.

Terimakasih Pergerakan ku.
Kau mengajariku apa arti Perjuangan dan Pengorbanan serta Pengabdian.

Terimakasih PMII yang sudah melahirkan Generasi yang meneruskan Perjuangan.

Selamat Hari Lahir (Harlah) PMII ke-60 Tahun.