oleh

Upaya Penanganan Masalah Gizi, TPPS Halsel Gandeng Harita Berikan Makanan Tambahan Anak Asuh Stunting

HALSEL, CN – Upaya pencegahan dan penurunan Stunting perlu dilakukan secara komprehensif serta melibatkan berbagai pihak, mulai dari tahap perencanaan hingga tahap Pemantauan dan Evaluasi.

Percepatan pencegahan Stunting ini dilakukan melalui 2 jenis intervensi, yakni intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif. Intervensi gizi spesifik menyasar penyebab langsung Stunting dan intervensi gizi sensitif menyasar penyebab tidak langsung Stunting.

banner 650250

Upaya percepatan penurunan Stunting di Indonesia, saat ini terus digalakkan Pemerintah Pusat. Wakil Presiden sebagai Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting selalu mengingatkan target prevelensi Stunting 14% di 2024 harus terwujud.

Olehnya, keterlibatan semua pihak sangat dibutuhkan. Pada Tahun 2022 terdapat 11 Desa yang menjadi lokus Stunting di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) berdasarkan SK Bupati Halmahera Selatan Nomor 100 Tahun 2021 tentang penetapan lokus StuntingĀ  2022. Di Kabupaten Halmahera Selatan berdasarkan data SSGI Tahun 2019 prevalensi Stunting masih tinggi yaitu 33,7%. Hal ini sudah tentunya membutuhkan pencegahan dan penanganan dari semua sector.

Selain melakukan berbagai upaya pencegahan Stunting, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Halsel yang diketuai Wakil Bupati Halsel Hasan Ali Bassam Kasuba dan Bupati Halsel Hi Usman Sidik sebagai Pembina juga melaksanakan Program Gerakan Bapak Asuh Anak Stunting.

Kegiatan ini merupakan program baru yang digagas untuk melibatkan seluruh pihak di Kabupaten Halsel. Baik stakeholder maupun masyarakat yang siap menjadi donatur dalam memberikan bantuan asupan gizi bagi anak yang menderita Stunting untuk usia 0 hingga 2 Tahun.

Dalam keterangan Pers yang di terima cerminnusantara.co.id , Sekertaris TPPSĀ  Halsel Karima Nasurudin menyebutkan bahwa Ayah memiliki peran dalam melakukan pencegahan dan penanggulangan Stunting dengan cara sebagai berikut :

1. Ayah merupakan figur anggota keluarga yang memberikan peran kenyamanan, perlindungan, dan keharmonisan dalam keluarga. Hal ini sangat diperlukan dalam mendukung psikologis ibu selama kehamilan dan berpengaruh terhadap pertumbuhan otak janin selama dalam kandungan.

2. Ayah berperan dalam memenuhi asupan gizi selama ibu hamil. Ayah harus memastikan ibu hamil mendapat asupan protein yang cukup, asupan vitamin dan mineral yang cukup, tablet tambah darah, air minum yang cukup, serta makanan pokok lainnya.

3. Setia mendampingi ibu hamil hingga menyusui dengan penuh kasih sayang agar psikologis ibu terhindar dari tekanan dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Ibu yang sehat akan melahirkan bayi yang sehat pula. Selain itu. Ayah juga diperlukan dalam mendampingi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya sampai melahirkan.

4. Selama menyusui, Ibu juga memerlukan kasih sayang dan dukungan penuh dari ayah untuk meningkatkan hormon prolaktin dalam tubuh yang membantu meningkatkan produksi ASI. Produksi ASI yang cukup dapat memenuhi kebutuhan bayi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.

5. Ayah berperan memastikan sanitasi yang baik, air minum yang bersih dan sehat, serta lingkungan yang bebas asap rokok. Lingkungan yang sehat akan menciptakan kondisi rumah yang sehat untuk perkembangan anak.

6. Peran penting ayah adalah terlibat langsung dalam pengasuhan yang baik pada balita. Pengasuhan yang baik berdampak positif pada perkembangan balita yang membantu mencegah terjadinya stunting pada balita.
Stunting memiliki dampak yang tidak boleh dianggap remeh bila tidak segera ditangani. Stunting akan menciptakan generasi dengan kualitas hidup yang rendah yang akan menurunkan tingkat produktivitas hidup dan berpengaruh kepada menurunnya kualitas sumber daya manusia. Untuk itu, peran ayah dan ibu sangat diharapkan dalam mencegah dan menanggulangi terjadinya stunting. Ingat, cegah stunting balita dari sekarang itu penting. Dan ayah peran mu sangat besar dalam pencegahan Stunting.

“Tujuan umum dari semua kegiatan yang dilaksanakan iyalah, demi terlaksananya mekanisme penanganan masalah gizi dengan melibatkan semua pemangku kepentingan. Adapun Tujuan Khusus, memberikan akses pangan bergizi bagi ibu dan bayi sejak dalam kandungan hingga usia anak 2 (Dua) Tahun. Sasaran yang dilakukan diantaranya ; a. Ibu hamil dengan factor resiko atau kondisi Kurang Energi Kronis (KEK). b. Ibu hamil yang memiliki anak dengan riwayat Stunting. c. Anak berusia di bawah 2 (Dua) Tahun yang terindikasi Stunting,” jelas Karima Nasurudin, Selasa (13/12/2022).

“Pemberian makanan tambahan bagi anak asuh Stunting di Kabupaten Halmahera Selatan Sinergi dengan CSR Harita Nickel dalam upaya penanganan masalah gizi pada anak Stunting,” jelasnya.

Karima bilang, adapun hasil yang diharapkan nantinya; a. Tersedianya kebutuhan pangan bergizi bagi ibu hamil dari keluarga tidak mampu. b. Menurunnya presensi Stunting di Kabupaten Halsel.

“Waktu Pelaksanaan Kegiatan ini bermula dari dilaksanakannya penyambutan HUT TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada Tanggal 5 Oktober 2022 sebagai tindak lanjut dari program Dandim 1509/Labuha yang juga sebagai Bapak Asuh Stunting (BAAS) dalam upaya intervensi Gizi anak Stunting di Kabupaten Halmahera Selatan, tutupnya. (Sain CN)

banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250

Komentar