HALSEL, CN – Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) Kecamatan Bacan Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) Provinsi Maluku Utara (Malut) Sukandi Ali diduga kuat melakukan penipuan terhadap salah seorang bocah tidak memiliki anus atau mengalami kelainan. Bocah tersebut diketahui bernama Mawar anak dari pasangan Munawar Hi. Taherun dan Nasria Bongso asal Desa Liaro Kecamatan Bacan Timur Selatan.
Oknum Ketua DPC JPKP Kecamatan Bacan itu diduga menggelapkan anggaran dari hasil donasi yang dipercayakan pihak keluarga Bocah Mawar Munawar mencapai jutaan rupiah.
Padahal, hasil Donasi yang Sukandi Ali kumpulkan melalui sumbangsih dari setiap pengusaha Tromol Tambang Kusubibi tersebut senilai Rp 7 juta untuk biaya operasi Mawar di Rumah Sakit Manado Sulawesi Utara.
“Setau saya, uang itu belum diserahkan sampai sekarang dan waktu saya diperlihatkan isi Donatur ada Rp 5 juta lebih, tapi uang itu untuk Dua orang punya termasuk anak yang sakit di Babang waktu itu,” jelas Sahamudin Musa, kerabat dekat orang tua Mawar, Jumat (11/6/2021).
Sementara itu, sebelumnya, Ketua DPC JPKP Kecamatan Bacan, Sukandi Ali ketika dikonfirmasi wartawan melalui via WhatsApp belum lama ini menuding bahwa ada LSM lainnya ikut terlibat. Sehingga ia perintahkan untuk pertanyakan langsung kepada Ketua LSM Aliansi, Sarjan Taib.
“Kalau menyangkut pasien, lebih jelas tanyakan ke pak Sarjan Ketua Aliansi, jangan smpai terjadi salah paham karena persoalan itu sudah di bahas dengan beberapa wartawan lainnya dan semua paham saat di berikan penjelasan. Dari pak Sarjan berdasarkan bukti visik tertulis dari Kades dan Sekdes,” jelas Sukandi.
Bahkan Sukandi mengaku ia sudah berikan ke Sarjan Taib. Sebab, Sukandi kembali mengaku secara pribadi tidak ada masalah.
“Pak Sarjan minta data, jadi saya so kase dan kalau ada yang mau pertanyakan hal tersebut pak Sarjan yang akan menyampaikan. Jadi saya secara pribadi tarada masalah. Sebab menyangkut pasien kalau siapapun dia pe keluarga yang pada saat itu kalau bukan saya dong tambur rado di ruang tunggu persalinan kurang lebih 2 sampai 3 bulan karena tidak ada keluarga yang datang antar makanan maupun uang serta karena saya pe kaki tanganlah perjuangkan dorang tampa di gaji sampai berangkat oprasi di Manado,” cetus Sukandi.
Terpisah, Sarjan Taib ketika dikonfirmasi melalui via telepon seluler membantah keras tudingan Sukandi yang mengatakan dirinya ikut terlibat.
“Bagaimana harus dia (Sukandi-red) limpahkan ke saya, semua bukti itu dia hanya perlihatkan saya melalui Handphone. Jadi uang itu sudah dia sudah terima dan itukan pekerjaannya dia, kenapa dia harus libatkan ke saya,” tegas Sarjan. (Red/CN)