oleh

Siswa SMP AL-Khairat Nurulliaro Halsel, Merindukan Bang Toib

HALSEL, CN: Bangku pendidikan adalah dimna guru memberikan ilmu pengetahuan yang iya dapatkan kepada muritnya secara formal, bagian dari untuk memanusiakan manusia, namun kondisi Proses belajar mengajar sangat memprihatinkan

banner 650250

SMP Al-Khairat Nurulliaro yang berada di Desa Liaro, Kecamatan Bacan Timur Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel). di ketahui sekolah ini kekurangan tenaga guru, sehingga mengakibatkan siswa kurang maksimal dalam proses belajar mengajar.

Bukan hanya itu, Kepala Sekolah SMP Al-Khairaat Nuruliaro pun dipertanyakan dalam keaktifannya di sekolah, karena tak kunjung datang ke Sekolah kepsek ibarat Bang Toib dan para siswa ibarat anak ayam kehilangan induknya.

Ironisnya, pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan juga tak memperhatikan sekolah tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Nurjana dj. Sao, Pada cerminusantara.com Senin (26/8/2019).

Sebenarnya ada 5 orang guru, namun untuk guru tetapnya hanya 3 guru. Dan sementara dua guru lainnya, hanya mengontrak mata pelajaran IPS dan Bahasa Indonesia dan kedua guru ini hanya bersifat guru pembantu. Selain itu, kepala sekolah sementara diketahui nonaktif. Dan kami juga tidak menuntut kehadirannya, tapi paling tidak kepala sekolah harus memikirkan kesejahteraan, Karena banyak guru yang mengeluh soal itu, “ungkapnya.

Selain itu kata Nurjana, bahwa Kepala Sekolah hadir di SMP Al-Khairaat Nurulliaro, terkadang hanya 1 sampai 3 bulan sekali. Jadi, bagaimana kepala sekolah bisa mengetahui kondisi sekolah dengan maksimal, jika dalam kurun waktu yang lama baru datang.

Selain mengeluhkan keaktifan kepala sekolah, kami juga mengeluh soal upah atau kesejahteraan kami, “bebernya.

Nurjana berharap, agar demi kelangsungan sekolah ini tetap stabil, kiranya dewan guru yang ada di sekolah ini bisa ada upah pengajar yang diberikan oleh kepala sekolah Al-Khairaat Nurulliaro.

Tolong diperhatikan kami para guru-guru yang ada sekarang ini yang juga masih tetap aktif demi kelangsungan para siswa siswi yang ada di sekolah ini. Karena kemarin pada tahun 2018, gaji kami belum dibayar sama sekali dan juga pada tahun 2019 ini kami hanya menerima gaji awal bulan saja, “terangnya.

Sekedar diketahui, upah yang mereka terima hanya pada awal tahun 2019. Namun tidak sesuai dengan jumlah gaji yang sebenarnya, karena gaji pertriwulan sebesar Rp. 1.200.000, namun mereka hanya menerima Rp. 500.000 pertriwulan. (fajrin)

banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250

Komentar