Duh! Oknum Kades di Halsel Diduga Selingkuh, Foto Mesra Beredar

HALSEL, CN – Sikap tak terpuji kembali ditunjukkan seorang oknum Kepala Desa (Kades) di Kecamatan Bacan Timur, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut).

Oknum Kades berinisial IW itu, diduga kuat berselingkuh dengan salah seorang perempuan hingga foto mesra keduanya beredar.

Dalam foto tersebut terlihat IW sedang berpelukan mesra dengan perempuan yang bukan muhrimnya diduga disebuah tempat hiburan karaoke.

“Wa,,Kum salam , dalam kalimat ,apakah betul , pk sering main bersama wanita lain , yg dimaksud main ini apa ,,!? biar jelas,,, soalnya sy memang suka main, TPI main Selfi, baik itu makn bersama teman2,,,,’ berdua sama teman, kerabat, kenalan, atau lainnya,  jdi yg dimksud main ini apa,,!? ayam bakar posisi,,!?,” tulis oknum Kades saat dikonfirmasi wartawan cerminnusantara.co.id melalui pesan WhatsApp pada Sabtu (23/3/2024).

Setelah itu, kontak WhatsApp pria yang diamanatkan sebagai membina kehidupan masyarakat Desa itu, tidak aktif lagi hingga berita ditayangkan. (Hardin CN)

Curahan Hati Perangkat Desa Diberhentikan Kades Nyonyifi 

HALSEL, CN – Kasi Pemerintahan Desa Nyonyifi, Kecamatan Bacan Timur, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut), Darwis Yusuf S.Pd.i menilai Kepala Desa Nyonyifi, Hasim Hairun main kasar dalam mengambil kebijakan.

Kebijakan Kades Nyonyifi yang dimaksud ialah memecat perangkat Desa. Hal ini dikatakan Kasi Pemerintahan Desa Nyonyifi, Darwis Yusuf melalui Media Sosial (Medsos) Facebook.

“Padahal ngana so tahu main kasar lagi. Terimahkasi Kades Desa Nyonyifi  yang selamanya ini saya berjuang mati2an pa ngana tu dia p belasan ini kong ngana so sanang baru main kasar. Tara apa2 yang penting tong sehat2 samua tong baku kase inga saja kase barenti tong pe aparatur tu ada dia mekanisme lagi. jang babadiam kong kase SK pemberhentian. Maksih banyak Kades Desa Nyoynifi ngana ep kebijakan Top,” cuit Darwis Yusuf di Akun Facebooknya, Rabu (28/2/2024).

Curahan Hati Perangkat Desa Nyonyifi itupun mendapat banyak tanggapan sindiran dari warga Desa Nyonyifi. Termasuk mantan Mantan Kades Nyonyifi, Guntur.

“Ngana tara percaya kita kong itu dia pe bukti, ta so bilang dari awal jangan perjuangkan pa dia. Tapi ngana bilang dia akan berubah jadi orang bae2, kong kita bilang bayangkan saja kerja Got yang dia bawa ngni sja me dia pe doi tu dia so kase foya ngoni kong mo jadi Kades lagi yang pegang masyarakat pe doi deng ratusan juta???  Tapi ngana kase yakin pa kita harus kase menang pa dia. Akhirnya ini buktinya,” tulis Akun Facebook Mauly Sahnum.

“Yang sabar saja. Jabatan itu tara selamanya dia pegang. Jadi ngoni keikhlasan pa dia itu Allah lebih tahu,” sambung Mauly Sahnum.

“Kades kong,” sindir mantan Kades Nyonyifi, Guntur Idris.

Diketahui, SK pemberhentian perangkat Desa ditetapkan di Desa Nyonyifi pada Tanggal 26 Februari 2024. (Hardin CN)

Wabup Halsel Bersama TPPS Laksanakan Grebek Stunting

HALSEL, CN – Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Halmahera Selatan, (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut), Hasan Ali Bassam Kasuba, bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) melaksanakan program Grebek Stunting di 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Bacan dan Bacan Timur, Selasa (31/10/2023).

Di Kecamatan Bacan, Grebek Stunting dipusatkan di Kantor Desa Marabose. Sedangkan di Kecamatan Bacan Timur, dilaksanakan di Kantor Camat Bacan Timur di Desa Babang.

Kegiatan itu, dihadiri Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Halsel, Rifa’at Al Sa’adah, Kepala DP3AK, Camat, Koramil, Kapolsek, Kepala Puskesmas (Kapus), perwakilan Kemenag, Kepala-kepala Desa, Bidan-bidan Desa dan ibu-ibu Kader PKK.

Kedatangan Wabup Halsel disambut Tari Dendang asal Bacan. Diketahui, Ba Dendang Cobo Lala adalah tradisi rumpun Melayu yang telah ada berabad-abad lamanya, seiring perjalanan peradaban Kesultanan Bacan sejak masih berada di Limau Sigara Kasiruta. Nama karya seni budaya Ba Dendang Cobo Lala terdiri dari empat kalimat yang berasal dari Bahasa Bacan, Ba adalah kalimat awalan yang menunjukkan perilaku, Dendang adalah bernyanyi, Cobo artinya menyatukan, dan Lala artinya perasaan yang halus.

Wabup Halsel, Hasan Ali Bassam Kasuba dalam sambutannya menyampaikan, sesuai Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting yang holistik, integratif, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi dan sinkronisasi diantara pemangku kepentingan merupakan salah satu bentuk upaya Pemerintah dalam mengurangi angka stunting di Indonesia.

“Maka kami selaku Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Selatan mengajak seluruh pihak untuk ikut bergotong royong, saling bahu-membahu untuk dapat bekerja sama dalam usaha percepatan penurunan angka stunting di Indonesia, terkhusus lagi di Kabupaten Halmahera Selatan,” imbuhnya.

Salah satu masalah utama mewujudkan target mencapai generasi emas pada Tahun 2045, kata Bassam, adalah masih tingginya kasus stunting di Negeri ini. Maka untuk merespon permasalahan tersebut, dibentuk Tim yang komprehensif yang terdiri dari para stakeholders, sehingga penanganan permasalahan ini dapat menjadi lebih maksimal karena adanya koordinasi lintas instansi di dalamnya.

“Hari ini kita melaksanakan Grebek Stunting dengan agenda penyampaian materi yang bertujuan untuk mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat. Harapan kami, dengan diadakannya kegiatan hari ini dapat menumbuhkan semangat dalam diri kita semua, agar apa yang menjadi harapan kita semua, yaitu Halmahera Selatan yang bebas dari kasus stunting dapat terwujud. Tentunya hal ini tidak terlepas dari kerja sama, terutama melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting dari tingkat desa sampai ke tingkat kabupaten,” katanya.

Hasan Ali Bassam Kasuba bilang, karena yang hadir pada kegiatan ini terdiri dari Kades, BPD, Camat, Kader dan para Kader PKK. Maka informasi yang ada tidak berhenti sampai disini, melainkan dapat disampaikan dan disebarluaskan di tengah-tengah masyarakat untuk mengidentifikasi sejak dini mana ibu-ibu hamil, menyusui dan anak yang kekurangan gizi atau terindikasi stunting.

“Intervensi bukan hanya perlu dilakukan oleh pihak Puskesmas, melainkan perlu dimulai dari lingkup keluarga itu sendir. Karena sampai saat ini, pemahaman mengenai asupan yang bergizi masih minim ditengah masyarakat. Sehingga masih banyak ditemukan kasus orang tua yang memberikan makanan-makanan yang tidak sehat kepada anak dan Balita,” tutupnya. (Hardin CN)