Surta Wijaya Disambut Hangat, Kades Bahu: Selamat datang di Bumi Saruma

HALSEL, CN – Langit sore Labuha menyambut hangat kedatangan Ketua Badan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (BPPK) Republik Indonesia, Budiman Sudjatmiko, yang diwakilkan oleh Surta Wijaya. Rabu (13/08/2025), pesawat yang membawanya mendarat di Bandara Oesman Sadik, membawa serta pesan dan harapan untuk desa-desa di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut).

Kehadirannya tak sekadar seremonial. Surta Wijaya datang untuk merangkai momen penting yakni pelantikan dan rapat kerja pengurus Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Halsel periode 2025–2029.

Di pelataran bandara, ia disambut Bupati Halsel, Hasan Ali Bassam Kasuba, bersama jajaran Pemerintah Daerah (Pemda) dan ratusan Kepala Desa (Kades). Denting langkah adat dan warna-warni budaya mengiringinya, menjadi tanda penghormatan tertinggi dari Bumi Saruma kepada tamu dari pusat.

Dalam kunjungan ini, Surta Wijaya akan melantik langsung kepengurusan APDESI Halsel, sekaligus menyampaikan arah kebijakan strategis bagi desa-desa, demi mempercepat penanggulangan kemiskinan dan memperkuat pondasi pembangunan.

Ia juga akan bersilaturahmi dengan para Kepala Desa (Kades) dan tokoh masyarakat, membuka ruang dialog demi masa depan desa yang lebih maju.

“Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Budiman Sudjatmiko atas kesediaannya hadir dalam agenda pelantikan APDESI, dan selamat datang di Bumi Saruma. Ini bentuk kepedulian besar terhadap desa-desa di Halmahera Selatan,” ujar Badar Abas, Kades Bahu, Kecamatan Mandioli Selatan, sekaligus Ketua Panitia Pelantikan.

Pelantikan yang akan digelar di Aula Kantor Bupati ini diperkirakan dihadiri unsur Forkopimda, OPD, tokoh adat, serta ratusan Kades di 30 Kecamatan. Agenda ini dilanjutkan dengan rapat kerja perdana yang membahas program prioritas pembangunan hingga 2029.

Menurut Badar, dukungan penuh Pemda menjadi kunci terselenggaranya acara ini.

“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bupati Halmahera Selatan yang terus mendorong sinergi antara desa dan pemerintah daerah,” tambahnya.

Bagi APDESI, momen ini adalah peneguhan tekad. Surta Wijaya hadir membawa semangat baru agar desa-desa di Halsel lebih berani mengambil peran dalam pembangunan nasional dari pengentasan kemiskinan, pembangunan infrastruktur, hingga peningkatan kapasitas aparatur desa.

Rangkaian acara akan mengikuti protokol resmi kenegaraan, dilanjutkan dengan diskusi bersama Ketua BPPK, Bupati Halsel, dan para Kades. Di penghujung, deklarasi komitmen bersama akan digaungkan komitmen membangun tata kelola Pemerintahan Desa (Pemdes) yang transparan, partisipatif, dan berpihak pada masyarakat.

Dengan napas gotong-royong dan harmoni pusat dan daerah, APDESI Halsel diharapkan menjadi ujung tombak desa yang mandiri, maju, dan berkelanjutan. (Hardin CN)

Selingkuhan Kades Bahu Ancam Lapor Balik ke Istri Sah: Tindakan Pidana Pencurian

HALSEL, CN – RE, sosok yang disebut-sebut sebagai wanita selingkuhan Kepala Desa (Kades) Bahu, Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut), Badar Abbas perang kepada UU, istri sah Kades Bahu.

RE mengaku bahwa dirinya telah dizolimi oleh sang istri sah Kades Bahu.

Pasalnya, perseteruan istri Kades Bahu UU dan RE sebagai dugaan selingkuhan Kades Bahu itu berlanjut di Media Sosial dengan saling sindir.

“Astaghfirullah itu nga masuk, di pe kamar ambe qt pe barang2 lewat jendela abis yg nga bakar itu qt pe jualan rombengan.. dari rombengan itu qt mengais rezeki 100, 200ribu buat qt pe anak2 pe jajan sekolah dg tong ba sambung hidup disini.. sampe se dzolim itu ka..? itu barang2 yg qt beli dalam kamar tu qt pe hasil jadi kurir antar orang pe barang, ba strika orang pe baju rombengan, ba tuang di orang. bajual makan sedikit demi sedikit qt kumpul rezeki itu beli barang itu. sampe qt pe anak pe baju nga bakar lagi tu.. la illah ha illah anta subhanaka inni kuntum minadzolimin,” tulis RE, di salah Akun Facebook yang diduga miliknya pada Sabtu (9/11/2024).

RE kemudian mengancam akan melaporkan UU ke Polres Halsel atas kasus dugaan pencurian barang miliknya di kamar Kosnya.

“yg ngoni bakar tu, ada rezeki kita pe anak… yg skrg sementara skolah mo cari rezeki dari baju rombengan itu for biaya skolah qt pe anak anak. Dari baju rombengan itu yg qt jual, itu buat pengobatan qt pe orang tua yg sementara sakit, meskipun nda seberapa tapi bisa membantu dong pe kehidupan disna qt masih sabar atas tindakan penganiayaan dari nga, qt nda ba lapor, undangan2 IT juga nga masuk nga bikin stiker kse viral qt, skrg nga masuk qt pe kamar secara babadiam klw qt lapor nga masuk dengan tindakan pidana pencurian. karena nga ambe qt pe hak tanpa izin.. nga pikir barang2 itu dari afirah papa pe doi.. sebelum qt jadi dg afirah pe papa qt pe isi dalam kamar so lengkap samua sampe kurang ja kse orang klw ta pulang manado. kong nga se enaknya,” tegasnya.

Sebelumnya, UU juga telah mempolisikan suaminya, Badar Abbas dan RE di Polres Halsel atas dugaan tidak pidana perzinahan, usai menggerebek keduanya di dalam kamar Kos milik RE di Desa Tomori pada Selasa (5/11). (Hardin CN)

Keluhkan Krisis Air Bersih, Warga Sebut Badar Abbas Bukan Lagi Kades Bahu

HALSEL, CN – Warga Desa Bahu, Kecamatan Mandioli Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut), mengeluhkan krisis air bersih. Mereka terpaksa harus berharap hujan dan bantuan air dari sumur.

Kondisi kehidupan warga Desa Bahu yang mengalami krisis air bersih itu tanpa kepedulian dari Pemerintah Desa (Pemdes) maupun Pemerintah Daerah (Pemda) Halsel.

Sehingga untuk memperoleh air bersih, warga hanya berharap dengan sumur untuk hidup sehari-hari, warga juga bersyukur jika tingkat curah hujan tinggi mereka bisa mendapatkan air.

Padahal mereka berharap ada prihatin dari Pemda Halsel. Namun apalah daya, jangankan Pemda, Pemdes Bahu sendiri seakan menutup mata. Sebab, Kepala Desa (Kades) Bahu, Badar Abbas jarang berada di Desa.

Salah seorang warga yang namanya tidak sebutkan, kepada cerminnusantara.co.id Sabtu (2/11/2024), mengungkapkan bahwa di Desa Bahu saat ini, seakan tidak ada Pemerintah Desa.

“Bak Air itu harusnya ada 2, tapi mau bikin bagaimana, Pemerintah Desa saja tidak bikin apa-apa. Jadi kami masyarakat Bahu ini sangat tersiksa dengan air bersih,” ujar warga.

Ditambah lagi kata warga, Kades Bahu, Badar Abbas tidak pernah menetap di Desa. Bahkan mereka menyebut Badar Abbas bukan lagi sebagai Kades Bahu.

“Dia (Badar Abbas) itu Kades Labuha bukan Kades Bahu,” kesalnya.

Sementara itu, Kades Bahu Badar Abbas dikonfirmasi melalui via telepon seluler dengan nomor 0853-4396-**** tidak aktif hingga berita ditayangkan. (Hardin CN)