Biaya Operasi Jutaan Rupiah Belum Diserahkan, Orang Tua Bocah Tanpa Anus Merasa Tertipu

HALSEL, CN – Kedua orang tua Bocah tidak memiliki anus atau kelainan sesalkan Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP), Sukandi Ali yang diduga kuat menggelapkan anggaran operasi Mawar Munawar mencapai jutaan rupiah.

Kepada sejumlah media, Sabtu (12/6/2021), Ibunya Mawar, Nasria Bongso menjelaskan hingga saat ini, Sukandi Ali tidak menyerahkan anggaran untuk operasi anaknya di Rumah Sakit Manado Sulawesi Utara. Oleh karena itu, Kedua orang tua Mawar Munawar merasa tertipu.

“Waktu itu Kepala Desa Kusubibi bilang langsung ke kami bahwa uang yang diberikan ke Sukandi itu ada sekitar Rp 8 juta. Dan sempat di hadapan saya dengan suami, Sukandi perlihatkan uang yang di dalam Tasnya. Tapi Sukandi tidak sebut jumlah uang yang ada itu berapa? Bahkan dia (Sukandi-red) mengeluarkan bahasa katanya, uang ini biar 3 pasien juga kita bawa operasi,” beber Nasria sambil dukung anaknya, Mawar Munawar di Desa Liaro Kecamatan Bacan Timur Selatan Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) Provinsi Maluku Utara (Malut).

Nasria bilang, anggaran dari hasil Sumbangsih para pengusaha Tromol Tambang Emas Kusubibi untuk biaya operasi anaknya dibawah kembali oleh Sukandi. Namun hingga saat ini, biaya operasi untuk anaknya itu tidak diserahkan.

“Dia langsung bawa ulang itu uang. Dengan alasan, katanya nanti dia balik lagi. Jadi setelah kami balik ke Kampung Liaro baru dia pesan lewat Pak Kepala Desa untuk kami harus balik ke Rumah Sakit Marabose. Setelah kami sudah di Rumah Sakit, Sukandi datang dan bilang mau ke Desa Kusubibi lagi atas nama Mawar Munawar, tapi saya langsung menolak karena se tahu kami itu anggarannya sudah diberikan, tapi kenapa hari ini harus bikin yang begitu lagi. Pertanyaannya, anggaran sebelumnya itu sudah dikemanakan.?,” kesal Nasria.

Bahkan bentuk Donatur yang dibuat Sukandi mengatasnamakan Bocah tanpa anus itu tidak diperlihatkan kepada kedua orang tua Mawar Munawar.

“Dia hanya perlihatkan uang yang dia bawa, terus langsung dia bilang, kakak perempuan dan kakak laki-laki ini Mawar pe hasil dari Kusubibi, saya mencari satu hari ini,” cetusnya.

Malahan tegas Nasria, selama mereka di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuha, hanya Gula Satu Kilo yang dia belikan.

“Itupun kami dan dia pake buat minum sama-sama. begitu sudah baru dia ceritakan ke Ibu Kepala Dinas Kesehatan katanya dia selalu datang ongkos kami. Padahal tidak pernah sama sekali,” kesalnya lagi.

Olehnya itu, Nasria menegaskan untuk keberangkatan anaknya operasi di Manado tersebut biaya dari Dinas Kesehatan Halsel.

“Semua anggaran keberangkatan operasi anak kami itu semuanya dari Dinas Kesehatan. Jadi tidak ada biaya dari Kusubibi yang di Sukandi itu tidak ada sama sekali,” aku Nasria.

Sebelumnya, melalui salah satu Groub WhatsApp, Sukandi mengelak dan mengaku bahwa anggaran untuk pasien itu hanya senilai Rp 5 juta.

“Masa uang Rp 5 juta dangan 4 orang pasien yang saya jemput dengan ongkos di rumah tunggu Persalinan RSUD Labuha sampai dengan bulan-bulan. Tapi bilang saya gelapkan, Coba tanya itu 4 pasien, apakah dengan bulan-bulan ada keluarga mereka yang datang berikan beras 1 cupa. Kalau bukan saya tarakan pergi operasi di Manado sampai pulang,” kata Sukandi saat diberitakan Oknum LSM JPKP Kecamatan Bacan Diduga Gelapkan Anggaran Operasi Bocah Tanpa Anus Jutaan Rupiah.

Namun, ketika dikonfirmasi melalui via telepon seluler, (14/6/2021), Sukandi mengatakan, Kepala Desa Kusubibi perintahkan 2 Surat pasien. 1 orang pasien tanpa anus dari Desa Liaro dan 1 orang pasien dari Desa Babang Kecamatan Bacan.

“Maka, hasil Donatur itu hanya 2 orang saja, bukan 1 orang. Jadi hasil dari Donatur itu ada 5,970,000,00. (Lima Juta Sembilan Ratus Tujuh Puluh Ribu Rupiah),” katanya.

Dari total Rp 5,970,00, Sukandi bilang Rp 300 ribu untuk temannya, Rp 500 ribu untuk dirinya, setelah itu, ia kembali mengambil Rp 1 juta.

“Saya buka Rp 300 ribu untuk teman yang ikut saya ke Kusubibi, saya buka lagi Rp 500 ribu untuk saya pe ongkos makan dan sampai di Labuha, Pak Sekdes perintahkan saya buka lagi Rp 1 juta untuk uang rokok. Jadi sisa uang itu hanya Rp 4 juta lebih,” tukas Sukandi.

Selain itu, dirinya mengaku pernah membelikan pasien Mawar Munawar 1 Sak Beras, serahkan harga ikan Rp 100 ribu dan lainnya.

“Dan uang rokok Rp 50 ribu tambah lagi saya belikan rokok berkisar 2-3 kali dan Belikan anak mereka 2 Celana Panjang, buat pengurusan ijazah anak mereka di Dinas Pendidikan sekitar 1 Minggu lebih. Setelah itu, jadi total anggaran Rp 2 juta ditambah lagi kepengerusan keberangkatan pasien,” cetus Sukandi.

Namun ketika ditanya anggaran Sumbangsih dari Tromol Tambang Emas Kusubibi tersebut untuk apa.? Sukandi menyampaikan untuk biaya makan minum pasien di Rumah Sakit Marabose, bukan tambahan biaya operasi atau keberangkatan Pasien di Rumah Sakit Manado.

“Biaya itu untuk makan dan minum disini bukan untuk berangkat, jadi saya juga sampaikan di Ibu Kadis Kesehatan, kalau bole saya yang lepas sudah nanti diserahkan langsung di salah satu anggota DPD JPKP Halsel yaitu Sahamudin Musa, jadi mereka langsung berangkat,” cetusnya.

Sementara kembali ditanya tentang Donatur, Sukandi menjelaskan dalam Donatur pasien tersebut tertulis, untuk melaksanakan operasi di Manado atau Jakarta. Itu artinya, dari hasil sumbangsih Tromol Tambang Emas Kusubibi yaitu biaya keberangkatan Pasien untuk operasi.

Terpisah, Sekdes Kusubibi, Nurdin Said ketika dikonfirmasi melalui via telepon seluler belum lama ini, membenarkan bahwa bantuan dari semua pengusaha Tromol Tambang Emas Kusubibi berkisar Rp 8 juta dan anggaran biaya untuk pasien itu diserahkan langsung ke Ketua DPC JPKP Kecamatan Bacan.

“Yang saya tahu itu saya yang serahkan langsung di Pak Sukandi, jadi penyerahan uang waktu itu di Tromol dan hanya Sukandi sendiri saja yang ke Kusubibi,” tegas Sekdes Kusubibi. (Red/CN)