oleh

Wapres Apresiasi Pencapaian Zona Hijau Kota Sukabumi

Sukabumi, CN – Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin menyampaikan apresiasi atas pencapaian status zona hijau dalam penanganan Covid-19 oleh Kota Sukabumi.Saat kunjungannya ke Kota Sukabumi. Selain itu juga Wapres mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Sukabumi dan jajarannya yang telah bejuang keras untuk meraih status tersebut, Rabu (08/07/2020).

Kota Sukabumi, ujar dia, termasuk daerah yang berhasil keluar dari zona merah dan zona kuning wabah Covid-19. Bahkan kota ini merupakan satu-satunya daerah di Jawa Barat yang sukses meraih status zona hijau.

banner 650250

“Tidak semua daerah bisa masuk zona hijau karena memerlukan upaya yang tidak mudah. Kami juga mengapresiasi upaya Gubernur Jawa Barat dalam penanganan Covid-19,” kata Wapres.

Kiai Ma’ruf mengatakan, pada saat ini banyak daerah termasuk Kota Sukabumi yang masuk masa transisi new normal atau Adaptasi Kebiasan Baru (AKB). Pemda harus mempersiapkkan diri dari pembatasan sosial berskala besar (PSBB) menuju kehidupan new normal untuk menghidupkan ekonomi di daerah yang sempat turun selama wabah Covid-19.

”Bahaya Covid-19 dan dampaknya terhadap ekonomi dua-duanya harus dihadapi. Perlu adanya inovasi dan kreasi dalam menjaga dua hal itu. Jangan sampai memikirkan ekonomi tetapi kesehatan menjadi terkorbankan,” tuturnya.

Dalam kunjungan ke Kota Sukabumi, Wapres yang didampingi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim disambut Gubernur Jawa Barat, HM. Ridwan Kamil dan Wali Kota Sukabumi, H. Achmad Fahmi.

Atas pencapaian status zona hijau, Kota Sukabumi dijadikan percontohan secara nasional untuk pembelajaran tatap muka di masa pandemi Covid-19 oleh Mendikbud.Menurut Menteri Nadiem, sistem belajar tatap muka diperbolehkan di daerah berstatus zona hijau.

“Tahap pertama sekolah menengah dulu yaitu SMA dan SMP, sementara untuk tingkat SD tunggu dulu,” ujar Mendikbud di SMAN 4 Kota Sukabumi.

Untuk tingkat SD harus latihan sebelumnya selama dua bulan sambil menunggu kesiapan dan detail yang harus disediakan.Begitu pula, untuk sistem belajar tatap muka di SMP dan SMA tidak boleh dilakukan secara serentak dalam arti semua siswa langsung masuk sekolah. Dalam pelaksanaannya, sekolah harus memberlakukan sistem shift atau bergilir.

“SMAN 4 Sukabumi luar biasa karena bisa membuat 3 shift, padahal 2 shif juga cukup.Langkah ini ditempuh karena benar-benar ingin menerapkan protokol kesehatan,” tuturnya.

Kesiapan sekolah untuk memberlakukan sistem tatap muka didasarkan pada keputusan kepala sekolah. Orang tua diberi kebebasan untuk mengizinkan anaknya bersekolah atau tetap memilih tinggal di rumah. Nantinya sekolah tidak boleh diksrikiminatif terhadap siswa yang tidak masuk sekolah.

Kepala SMAN 4 Kota Sukabumi Rachmat Mulyana menjelaskan, menjelang dibukanya KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), pihaknya telah menyiapkan berbagai sarana dan prasarana protokol kesehatan. Dalam hal ini SMAN 4 telah menyiapkan alat pengukur suhu tubuh, wastafel, alat sterilisasi dengan disinfektan dan hand sanitizer. (Irwan CN)

banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250