Mahasiswa Universitas Jember KKN ke Halsel dan Raja Ampat

JEMBER, CN – Universitas Jember (UNEJ) memberangkatkan 20 mahasiswa untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Dua wilayah Timur Indonesia, yakni Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut)  dan Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya. Kegiatan berlangsung mulai 24 Juli hingga 25 Agustus 2025.

Program ini merupakan hasil kerja sama antara Universitas Jember dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, melalui program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa.

Pelepasan peserta KKN dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Slamin, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fendi Setyawan, serta Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UNEJ, Yuli Witono, pada Rabu (23/7/2025).

“Program ini awalnya dirancang di tengah masa efisiensi, namun alhamdulillah tetap mendapat dukungan penuh dari Kementerian Desa,” ujar Yuli.

Sebanyak 10 mahasiswa dikoordinatori oleh Deni Saputra, mahasiswa Ilmu Administrasi Negara FISIP UNEJ, akan ditempatkan di Desa Sayoang, Kecamatan Bacan Timur, Halsel. Mereka akan membantu masyarakat memaksimalkan potensi komoditas Kelapa, termasuk pengolahan limbah Kelapa menjadi sumber energi Desa.

Sementara itu, 10 mahasiswa lainnya yang dikoordinatori Frenix Ardella, mahasiswi Hubungan Internasional FISIP, akan ditugaskan di Desa Warimak, Kecamatan Waigeo Barat, Raja Ampat. Fokus utama mereka adalah membantu pengembangan usaha pengolahan kepiting asap di desa tersebut.

Menurut Yuli, lebih dari 200 mahasiswa mendaftar untuk mengikuti program ini.

“Mahasiswa kita suka tantangan. Saat seleksi KKN ke Daerah terluar seperti NTB dan NTT, peminatnya juga sangat tinggi,” ujarnya.

Slamin, dalam sambutannya yang diselingi candaan, mengapresiasi semangat mahasiswa yang bersedia pergi jauh.

“Saya paling suka kalau ada mahasiswa yang pikniknya jauh. Ngopinya pun jauh. Apalagi ke Raja Ampat—percaya saya, indah sekali di sana,” ucapnya.

Ia menambahkan bahwa pengalaman KKN di daerah terpencil sangat penting untuk memperluas wawasan mahasiswa.

“Desa-desa ini sangat membutuhkan kehadiran mahasiswa untuk berbagi pengetahuan secara positif,” katanya.

Slamin juga mengingatkan pentingnya menyusun program kerja yang realistis dan berkelanjutan.

“Tak perlu program setinggi langit kalau tidak bisa dijalankan. Buatlah program yang bisa diteruskan oleh masyarakat setelah kalian pulang,” pesannya.

Ia mencatat bahwa pengiriman mahasiswa ke wilayah terluar makin meningkat sejak tahun lalu.

“Namun, ke Papua dan Halmahera, ini baru pertama kali. Mereka akan bergabung dengan mahasiswa dari kampus lain dan saya yakin sudah terkondisikan,” tambahnya.

Slamin menegaskan, Universitas Jember mendukung penuh program kolaboratif pemerintah pusat.

“Penentuan lokasi KKN berdasarkan prioritas nasional, sementara KKN mandiri biasanya berbasis kerja sama dengan Pemerintah Daerah,” pungkasnya. (Hardin CN)