HALSEL, CN : Masyarakat Desa Wooi Kecamatan Obi Timur Halmahera Selatan (Halsel) Provinsi Maluku Utara (Malut) digegerkan dengan kehadiran limbah berwarnah hitam sejenis bahan bakar minyak (BBM) Solar atau Oli yang tersebas di pesisir laut seputaran Desa Wooi,
terhitung sudah dua hari kemarin Senin sampai saat ini limbah tersebut masih terlihat mewarnai laut dan pesisir Desa setempat

Hal ini membuat warga meresa resah atas tersebarnya limbah yang sudah terhitung dua hari kemarin Senin, 26/08/19 sampai saat ini masih terlihat mewarnai laut dan pesisir Desa setempat
Informasi ini di himpun cerminnusantara.com, atas Keterang Jeffri Son warga Desa Wooi yang di benarkan oleh sekretaris Desa Wooi, Nedi Sayamani terkait adanya limbah yang bersebaran di laut dan bibir pantai Desa Wooi Kecamatan Obi Timur, Selasa (27/08/19).
Jeffri mengaku dirinya menerima keterangan langsung dari Sekdes Desa Wooi bahwa, ada limbah yang berwarna hitam sejinis BBM Solar atau Oli yang mengotori laut desa woi.

Selain itu, kata Jeffri, “gambar ini di kirim langsung dari Sekdes Wooi menurut keterangan Nedi, sudah dua hari ini nelayan belum bisa melakukan aktivitas dan sampai saat ini belum tau persis apa penyebab dari Berhamburannya BBM berupa Solar atau Oli di laut Desa Wooi.
” Menurut keterangan dari Bapak Nedi Sayamani Sekertaris Desa (Sekdes) Wooi,
Ada limba yang berwana Hitam sejenis Solar atau Oli yang Mengetori laut desa wooi suda dua hari. Dan sejau ini Belum di ketahui asal usul limba tersebut, bahkan sampai saat ini masyarakat desa tersebut belum bisa melakukan Aktifitas sebagai nelayan karena ikan juga Susah di dapat“. Terang jefri
Lanjut Jeffri bahwa, “Limbah berupah minyak Oli atau Solar yang ada di pantai Desa Wooi Kecamatan Obi Timur, membuat masyarakat merasa resah dengan kehadiran yang tak tahu asal usul limbah tersebut, dan sampai saat ini masyarakat belum bisa melakukan aktivitas nelayan di sebabkan hasil laut (Ikan) juga ikut menghilang dari dampak limbah yang tak tau asal usulnnya. “Cetusnya.
Jeffri juga meminta dengan tegas kepada pihak terkait agar menelusuri kasus ini.
“Saya minta dengan tegas kepada pemerintah agar meyelidiki Khasus dugaan Dampak Limba dari perusahan atau minyak yang tidak menutup kemungkinan berasal dari kapa, yang dapat meresakan masyarakat“. Tutup Jefri
Hingga berita ini di muat masih dalam upaya menghubungi Pemerintah Halmahera Selatan guna mengkonfirmasi tarkait penybaran limbah atau BBM tersebut. (fijrin)
Komentar