oleh

Mengantisipasi Gempa : Prof. Sarwidi Sosialisasi RPB di Halsel

Labuha – Hadir di Halmahera Selatan, Prof. Ir. H Sarwidi., MSCE, Ph.D., IP-U. Seorang Pakar Rekayasa Gempa dan Rekayasa Struktur Universitas Islam Indonesia (UII) dan juga sebagai Ketua Harian Unsur Pengarah Badan Penanggulangan Bencana Nasional Republik Indonesia (BNPB RI).

Prof. Sarwidi menjadi pemateri/narasumber dalam Sosialisasi Penyusunan Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) di Aula Kantor Bupati. Kamis, 22 Agustus 2019. Hadir pula sebagai Narasumber Ade Nugraha, Analisis Pengelolaan Resiko Direktorat PRB BNPB RI.

Wakil Bupati Iswan Hasjim saat membuka sosialisasi mengucapkan terimakasih dan selamat datang kepada Prof. Sarwidi yang telah hadir di Halmahera Selatan untuk memberikan pemahaman terkait RPB.

“Hal yang patut kita syukuri, dengan kehadiran Pakar Gempa Indonesia saya berharap kami semua disini dapat menyerap ilmu yang akan disampaikan, serta menyebarkannya kepada masyarakat luas”, ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Prof. Sarwidi mengatakan bahwa gempa adalah takdir dari yang kuasa dan tidak bisa dihindari, yang bisa dilakukan adalah mengambil langkah antisipasi pra gempa dan setelah gempa.

“Gempa itu merupakan sunatullah. Jika tidak ada gempa maka energi akan menumpuk dan berakibat pada meledaknya bumi,” hal ini disampaikan Prof. Sarwidi saat melakukan presentasi.

Menurutnya, gempa dapat membuat dampak bencana melalui 7 mekanisme. Pertama, guncangan kuat yang mengakibatkan robohnya bangunan di permukiman. Kedua, gempa dapat memicu tsunami yang mengempas pesisir permukiman. Ketiga, gempa dapat menimbulkan tanah bergerak (longsor) dan menghantam permukiman. Keempat, gempa bisa memicu liquifaksi dan membenamkan permukiman. Serta tanah turun ke bumi, kebakaran dan penjarahan.

“Dalam kondisi tertentu, dampak tersebut bisa saja terjadi bersamaan. Misalnya, setelah gempa terjadi tsunami, tanah bergerak, dan sekaligus liquifaksi”, jelasnya.

Prof. Sarwidi yang juga sebagai pemilik Museum Gempa yang berada di area Kaliurang, Yogjakarta mengatakan bahwa gempa walaupun jarang terjadi tetapi mengerikan. Oleh karena itu, bangunan yang dibuat di daerah-daerah rawan gempa seperti Indonesia hendaknya menerapkan konsep bangunan rumah rakyat tahan gempa (Barrataga).

“Gempa bumi itu memang menakutkan dan dampaknya destruktif, tapi resikonya bisa dikurangi, salah satunya dengan membangun rumah tahan gempa”, katanya.

Ade Nugraha, Analisis Pengelolaan Resiko Direktorat PRB BNPB RI menyarankan untuk menginstal Aplikasi InaRISK di Handphone Anroid atau Iphone.

“Aplikasi InaRISK merupakan aplikasi yang berisikan informasi tingkat bahaya suatu wilayah dan dilengkapai dengan rekomendasi aksi untuk melakukan antisipasinya secara partisipatif”, pungkasnya.

Turut hadir dalam sosialisasi ini, Sekertaris Daerah Helmi Surya Botutihe, Mewakili Kapolres Halsel, Asisten 2 Bidang Administrasi, Chairuddin A Rahman, Kepala BMKG Halsel Eko Wijayandi, Kepala BPBD Kab. Halsel Djalil Effendi serta Pejabat II dan III di lingkup Pemkab Halsel juga para peserta sosialisasi. (Red)

banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250 banner 650250

Komentar